Emil Dardak Tepis Rumor Wakilnya Sempat Hilang karena Tekanan Politik

Bupati Trenggalek Emil Dardak (kanan) bersama Agus Harimurti Yudhoyono di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa malam, 22 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak menanggapi santai ketika ditanya soal tekanan politik yang melatarbelakangi wakilnya, Muhammad Nur Arifin alias Gus Ipin, menghilang selama sepuluh hari terakhir. Menurutnya, tak mungkin Gus Ipin mangkir dari tugas pejabat negara gara-gara tekanan politik.

“Wah, Anda kalau bicara [bahwa Gus Ipin menghilang karena tekanan politik] begitu, Anda meng-underestimate (meremehkan) Mas Arifin. Masa karena tekanan politik meninggalkan tugas, enggak mungkinlah,” kata Emil seusai mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono dalam acara Muda-Mudi Demokrat di Sutos Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa malam, 22 Januari 2018.

Suami dari pesohor cantik Arumi Bachsin itu mengaku sudah tahu keberadaan Gus Ipin di Trenggalek pada Selasa siang. Bahkan, Emil mengaku telah berkomunikasi dengan Gus Ipin melalui aplikasi WhatsApp kendati yang menerima orang dekatnya. “Dan Alhamdulillah beliau sudah sharing dengan masyarakat. Ya, saya baru tahu keberadaannya,” ujar politikus Partai Demokrat itu.

Ada kabar selama menghilang sejak 9 Januari 2019 Gus Ipin pergi ke Eropa. Ditanya apakah mengetahui ke mana soal kepergian Gus Ipin ke Eropa tanpa pamit itu hingga akhirnya menghebohkan publik, Emil menjawab baru mengetahui itu setelah melihat di akun Instagram mitra kerjanya.

Rumor tekanan politik itu disampaikan oleh Direktur Surabaya Consulting Group, Aprizaldi. Dia mengatakan ada tanda-tanda perseteruan antara Emil Dardak dengan Gus Ipin. Dugaannya, keriuhan dan ketegangan antara dua pemimpin muda Trenggalek itu karena adanya tekanan-tekanan politik terkait penunjukan wabup baru setelah Arifin naik jabatan menjadi bupati nanti.

“Karena ada rumor politik bahwa Ipin ditekan pihak tertentu untuk menerima sosok wabup baru. Kabarnya sosok itu adalah kepala dinas. Padahal, sebagai bupati nanti, Mas Ipin perlu orang sehati untuk membangun Trenggalek, sehingga perlu berbicara dari hati ke hati, bukan hasil tekanan dan titipan. Nah, ketika ada tekanan, Ipin rupanya memilih menepi karena dia tak mau berpolemik terbuka,” kata Aprizaldi.

Gus Ipin belum merespons pertanyaan VIVA melalui pesan singkat tentang rumor itu. Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga menolak berkomentar ketika ditanya soal itu. Hal yang pasti, katanya, surat teguran kepada Gus Ipin sudah diteken. (ase)