Pandeglang Masuk Transisi Darurat Pasca Tsunami Selat Sunda

Pemandangan kawasan Kecamatan Sumur yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA - Lima kabupaten di sekitar Selat Sunda masih menyisakan banyak pekerjaan setelah diterjang tsunami pada 22 Desember 2018. Hingga Sabtu, 5 Januari 2019, jumlah korban tercatat 437 orang meninggal dunia, 9.061 orang luka, 10 orang hilang dan 16.198 orang mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan penanganan darurat masih dilakukan, meski sudah banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya. Mereka yakni pengungsi yang rumahnya tidak rusak.

"Di Kabupaten Pandeglang terdapat 296 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, dan 7.972 orang mengungsi. Sebanyak 1.071 rumah rusak berat dan rusak sedang, dan 457 rumah rusak ringan," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Ia menambahkan berdasar rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Banten disepakati bahwa selesainya masa tanggap darurat pada 4 Januari 2019, maka dilanjutkan dengan periode transisi darurat menuju peralihan selama 2 bulan yaitu 6 Januari 2019 hingga 6 Maret 2019.

"Selama masa transisi darurat ini akan dibangun hunian sementara (huntara)," kata Sutopo.

Dijelaskan Sutopo, Huntara dibangun untuk menampung pengungsi yang rumahnya rusak berat dan rusak ringan. Huntara diperlukan untuk meminimalisir gejolak sosial dan mengantisipasi musim hujan agar pengungsi dapat lebih nyaman.

Diperlukan waktu selama dua bulan untuk membangun huntara sebelum dilakukan pembangunan hunian tetap yang waktunya lebih panjang.

Sementara itu, Pemda Pandeglang akan mengajukan dana siap pakai ke BNPB untuk pembangunan huntara. Pengerjaan fisik huntara akan dilakukan oleh TNI.

"Untuk perbaikan rumah rusak ringan Pemda Pandeglang dan Banten akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sedangkan untuk perbaikan rumah rusak berat dan rusak sedang akan diusulkan melalui hibah rehabilitasi dan rekonstruksi ke BNPB," ujar Sutopo.

Sedangkan untuk penanganan darurat di Kabupaten Lampung Selatan masa tanggap darurat diperpanjang selama 2 minggu yaitu 6 Januari 2019 hingga 19Januari 2019.

Diketahui, korban tsunami di Lampung Selatan tercatat 120 orang meninggal dunia, 8.304 orang luka, dan 6.999 orang mengungsi.

Sebanyak 543 rumah rusak berat, 70 rumah rusak sedang dan 97 rumah rusak ringan. Sesuai kesepakatan dan rapat koordinasi tidak ada pembangunan huntara di Lampung Selatan. Namun dengan pembangunan hunian tetap untuk relokasi.

"Sudah tersedia lahan seluas 2 hektare untuk pembangunan huntap," katanya.

Adapun Balai Besar Wilayah Sungai Kementerian PUPR, sambung Sutopo, akan melakukan land clearing, Dinas PU Kabupaten Lampung Selatan akan menyiapkan siteplan, desain dan rencana anggaran.

"Sementara Bupati Lampung Selatan akan mengajukan dana siap pakai BNPB untuk pembangunan huntap dan fasilitasnya dalam relokasi," ujarnya. (ren)