Kondisi Bangsa Memprihatinkan, MKGR Nyekar ke Makam Pahlawan Revolusi

MKGR nyekar ke makam Pahlawan Revolusi.
Sumber :
  • VIVA/ Anwar Sadat.

VIVA - Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Massa Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, pada Sabtu pagi, 5 Januari 2019. Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR, yang juga Ketua Umum MKGR, Roem Kono.

Acara dimulai dengan upacara terlebih dahulu yang diikuti oleh puluhan anggota MKGR. Setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama yang diiringi kegiatan tabur bunga di makam para pahlawan.

Makam yang pertama kali diziarahi adalah makam Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Pahlawan ini dianggap sosok yang sangat berjasa mempertahankan NKRI dan Pancasila.

"Kami datang bukan hanya untuk berziarah, tapi mengingat kembali, tetesan darah dari para pahlawan kita pada tahun 1945, dimana tetesan darah ini tidak pernah dibayar, tidak mengharapkan gaji," kata Roem di TMP Kalibata.

Setelah ziarah di makam AH Nasution, rombongan kemudian melakukan ziarah ke pendiri MKGR, R.H Sugandhi. Roem mengatakan ziarah ini merupakan rangkaian acara HUT MKGR ke-59 yang digelar di sejumlah wilayah di Indonesia dan puncaknya akan digelar di Jawa Timur.

Ziarah ini juga dilakukan menjelang Pemilu 2019 dengan tujuan seluruh lapisan bangsa ini mengingat jasa pahlawan yang dengan susah payah memperjuangkan NKRI. Menurut Roem, saat ini kondisi bangsa sedang memprihatinkan dan rawan terjadi perpecahan yang disebabkan oleh suhu politik yang memanas menjelang Pilpres.

Maka dari itu, melalui ziarah kepada para Pahlawan, masyarakat diharapkan sadar bahwa perbedaan dalam politik jangan sampai memecah belah bangsa, dan jangan sampai menghancurkan NKRI. Masyarakat diharapkan dapat mengenang jasa pahlawan yang susah payah mempertahankan NKRI.

"MKGR adalah organisasi yang mempunyai andil, mengawal bangsa ini, mengutuk keras pada suatu kompetisi yang tidak sehat, yang sudah bergeser dari nilai-nilai Pancasila untuk menghancurkan bangsa dan dan negara kita itu harus dihindari," ujarnya. (mus)