Jatim Diguncang 633 Gempa Selama 2018: Paling Banyak Bulan Juli

Ilustrasi gempa Situbondo
Sumber :
  • Twitter.com/infobmkg

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan, wilayah Jawa Timur diguncang 633 gempa selama tahun 2018. Paling banyak saat bulan Juli yang mencapai 110 gempa tetapi paling merusak ketika Oktober meski jumlahnya tak sebanyak Juli.

Jumlah total gempa pada 2018 tercatat lebih banyak dibanding pada 2017, yang sebanyak 557 kali. Namun gempa yang dirasakan atau berdampak pada masyarakat Jawa Timur pada 2017 lebih tinggi daripada 2018, yakni sebanyak 15 kali.

BMKG merinci jumlah guncangan gempa dari bulan ke bulan sepanjang 2018: 23 kali pada Januari, 43 kali pada Februari, 20 kali pada Maret, 51 kali pada April, 56 kali pada Mei, 48 kali pada Juni, 110 kali pada Juli, 40 kali pada Agustus, 33 kali pada September, 70 kali pada Oktober, 60 kali pada November, dan 79 kali pada Desember.

Sebagian besar gempa itu, menurut BMKG, sebenarnya masuk kategori kecil dan tak dirasakan masyarakat, tetapi sedikitnya ada 13 kali gempa yang benar-benar terasa. Satu di antaranya dianggap paling parah atau merusak, yakni gempa berkekuatan 6,3 skala Richter pada 11 Oktober, yang mengguncang wilayah Situbondo.

Lokasi gempa itu di laut pada jarak 55 kilometer arah timur laut Kota Situbondo, tetapi getarannya terasa hingga Sumenep di pulau Madura dan Jember. Tiga orang dilaporkan tewas akibat gempa itu di Desa Prambanan, Gayam, Sumenep.

Ditinjau dari kedalaman, rata-rata gempa bumi dangkal akibat aktivitas pergerakan lempeng tektonik di zona subduksi, yakni lempeng tektonik Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng tektonik Eurasia mengakibatkan akumulasi energi pada batuan itu.

"Hingga pelepasan energi dan pelepasan energi ini yang menimbulkan bumi kita bergetar atau yang disebut gempa bumi," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Musripan, pada Rabu, 2 Januari 2018.

Masyarakat yang sedang berlibur di pantai dan yang tinggal di pantai, diimbau selalu waspada dan harus bisa evakuasi mandiri. Juga tidak panik bila terjadi gempa kuat atau berkekuatan lebih 7 skala Richter, dan segera mininggalkan pantai ke tempat yang lebih aman atau tempat yang lebih tinggi, dikawatirkan akan terjadi tsunami.

Masyarakat diimbau juga tidak mudah percaya dengan informasi atau isu gempa yang mengatakan akan terjadi gempabumi di berbagai daerah di Jawa Timur. Sebab, hingga kini gempa tektonik belum bisa diprediksi dengan tepat dan akurat.

BMKG akan mengeluarkan keterangan resmi terjadi gempa bumi setelah gempa itu terjadi. Informasi tentang gempa biasanya juga diteruskan BMKG kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk ditindaklanjuti.

"Masyarakat sebaiknya meminta informasi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dan tidak memercayai kabar burung yang tidak jelas sumbernya itu." (mus)