Bayi Harimau Sumatera Mati Kaku di Kebun Binatang Bukittinggi
VIVA – Seekor bayi Harimau Sumatera dilaporkan mati di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Bayi satwa dilindungi yang baru berusia enam belas hari itu memiliki riwayat penyakit tympani atau kembung pada perut.
Otoritas taman margasatwa yang dikenal juga dengan Kebun Binatang Bukittinggi itu mengumumkan, si bayi harimau sebenarnya diperkirakan mati pada Kamis dini hari, 27 Desember 2018. Tetapi petugas menemukannya sudah kaku dan tak bernapas pada pukul enam pagi.
Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat, berdasarkan laporan otoritas Kebun Binatang, si bayi harimau kembung sehingga berakibat pencernaannya terganggu. Namun petugas masih memeriksa lebih teliti semua organ harimau itu untuk mengidentifikasi penyebab lain.
Petugas memeriksa bayi harimau itu di klinik Balai Pengujian Penelitian Veteriner Regional II Baso. Tidak tertutup kemungkinan penyebabnya tertular penyakit, apalagi si harimau ukuran tubuhnya lebih kecil dan rentan terpapar penyakit.
"Kemungkinan juga bisa tertular penyakit dari sekitarnya. Nanti juga akan kita cek seluruh harimau yang ada di sana. Barangkali ada hal yang tidak kita ketahui sehingga menyebabkan kematian," kata Kepala BKSDA Sumatera Barat, Erly Sukrismanto, dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 31 Desember 2018.
Meski hasil diagnosa kematiannya disebabkan tympani, Erly menegaskan masih meminta tim medis mengkaji lebih mendalam lagi untuk mengetahui penyebab pasti. BKSDA juga meminta tim medis memeriksa lagi darah dan organ-organ vital.
BKSDA mengerahkan tim untuk menginvestigasi menyeluruh kasus kematian bayi harimau itu. Sebab tidak menutup kemungkinan ada unsur keteledoran. "Kita akan cek kelayakan kandang dan sistem perawatan. Kalau ada unsur keteledoran, maka tentu akan ada sanksinya." (mus)