Tsunami Susulan di Selat Sunda Masih Berpotensi Terjadi, Ini Alasannya
- ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat
VIVA – Tsunami susulan akibat erupsi Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berpotensi terjadi. Ada beberapa faktor yang mendasari kemungkinan tersebut.
Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak Krakatau Kushendratno mengungkapkan, hingga saat ini tim belum bisa memantau secara langsung kondisi badan Anak Krakatau. Tsunami pada Sabtu pekan lalu, terjadi akibat longsoran sekitar 64 hektare tubuh gunung tersebut.
"Kami belum bisa lihat langsung morfologinya seperti bagaimana, karena cuaca buruh dan berbagai hal. Karena itu kita melihat potensi tsunami masih ada," ujarnya dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat 28 Desember 2018.
Dia pun menjelaskan, status gunung tersebut naik dari level waspada menjadi siaga, salah satunya karena munculnya jenis letusan baru yang terjadi di gunung tersebut.
"Sebelumnya hanya mengeluarkan lava dan abu vulkanik. Beberapa hari ini ada guguran awan panas ke laut," tambahnya.
Status jarak aman pun naik dari 2 kilometer menjadi 5 km dari kawah, untuk memastikan tidak ada warga yang menjadi korban. Sebab, pada kondisi normal banyak nelayan dan wisatawan yang mendekati gunung tersebut.
"Kalau adanya nelayan yang mancing di mendekati 2 km maka jadi 5 km, agar mereka tak bisa masuki Komplek Gunung Anak Krakatau," tambahnya.