Aktivitas Letusan Masih Terjadi di Gunung Anak Krakatau

Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (GAK) menghitung frekuensi letusan GAK dari rekam data seismograph di Pos Pemantau Pasauran, Serang, Banten, Minggu, 2 Desember 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA – Aktivitas letusan masih berlangsung di Gunung Anak Krakatau. Hal itu tercermin dengan adanya tremor letusan dengan amplitudo 20 mm yang terekam di Stasiun Sertung.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Mitigasi Fuming Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi BMKG Wawan Irawan, saat dihubungi VIVA, Selasa malam, 25 Desember 2018.

"Visual Gunung Krakatau tidak teramati karena hampir sepanjang hari tertutup kabut," ujarnya. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memastikan tsunami yang terjadi di wilayah sekitar Selat Sunda akibat erupsi Anak Gunung Krakatau. Akibat erupsi diduga lereng Anak Gunung Krakatau mengalami longsor sehingga memicu gelombang besar tsunami.

Pada Sabtu 22 Desember 2018, pukul 13.51 WIB, Badan Geologi telah mengumumkan terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau dengan level waspada. Kemudian BMKG juga mengumumkan peringatan potensi gelombang tinggi di perairan Selat Sunda antara 21-25 Desember 2018.

Kemudian pada Sabtu, 22 Desember 2018, pukul 21.03 WIB, Badan Geologi mengumumkan erupsi Anak Gunung Krakatau.

"Pada pukul 21.27 WIB, data yang terekam di BMKG menunjukkan ada kenaikan permukaan air pantai," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam keterangannya, Minggu, 23 Desember 2018. (ase)