Jelang Ibadah Malam Natal, Brimob Sterilkan Lima Gereja di Malang

Tim Jihandak sterilkan sejumlah Gereja di Malang.
Sumber :
  • Lucky Aditya/VIVA.co.id

VIVA – Jelang ibadah malam Natal pada Senin malam, tim penjinak bahan peledak atau Jihandak Brimob Detasemen B, Polda Jawa Timur dan Unit K-9 Polres Malang Kota malakukan sterilisasi di lima gereja di Kota Malang, Jawa Timur.

Gereja pertama yang disisir adalah Gereja Katedral Ijen, berlanjut ke Gereja Kayutangan di Jalan Basuki Rahmat, kemudian bergerak menuju ke Gereja Gereja Katolik Albertus, di Jalan Ahmad Yani, berlanjut ke Gereja Bromo di Jalan Bromo dan terakhir adalah Gereja Shikar, di Jalan Lely, Kota Malang.

"Ada dua regu satu dari Brimob dan satu dari Unit K-9 Polres Malang Kota. Total ada lima gereja yang menjadi pantauan untuk giat sterilisasi," kata Kanit K-9 Polres Malang Kota, Iptu Imam Muhson Ridho saat melakukan sterilisasi, Senin 24 Desember 2018.

Pantauan VIVA, Tim Jihandak Brimob menyisir terlebih dahulu di bagian dalam gereja. Dengan menggunakan alat metal detector tim Jihandak Brimob memeriksa setiap bagian sudut-sudut gereja. Meja, tempat hiasan, pohon Natal dan berbagai sudut di gereja tidak luput dari pemeriksaan Tim Jihandak Brimob.

Setelah tim melakukan penyisiran, Unit K-9 masuk dan mendeteksi unsur-unsur bom dengan menggunakan anjing pelacak. Dua ekor anjing pelacak yang sudah terlatih berkeliling menyusuri gereja.

"Mencari bau, jika ada ekornya akan bergerak reaksi awal, kalau sampai duduk berarti ada material bom. Anjing ini mengenali unsur bom. Kami terjunkan 2 ekor, Allhamdulilah tidak ada temuan bom atau bahan peledak, dan jangan sampai," ujar Imam.

Sementara itu, Pastur Gereja Kayutangan, Romo Djono, O Carm mengapresiasi langkah Tim Jihandak Brimob dan Unit K-9 Polres Malang Kota dalam pengamanan malam Natal. Pihak Gereja merasa tak keberatan tempat ibadatnya harus diperiksa pihak berwajib.

"Kami sangat terbuka, apalagi aparat keamanan memang memiliki tim yang andal. Apalagi gereja Kayutangan juga bagian dari Cagar Budaya karena bangunannya orisinil sejak massa kolonial Belanda," tutur Djono.

Selain pengamanan dari pihak berwajib, Gereja Kayutangan juga menyiagakan 45 purnawirawan TNI. Mereka sengaja direkrut untuk keamanan gereja. Sebab, purnawirawan TNI dianggap memiliki kedekatan dengan jajaran keamanan baik polisi maupun TNI.

"Paroki sengaja merekrut mereka, karena mereka mengerti situasi keamanan. Bagi peserta misa dilarang membawa tas besar dan barang mewah. Akan ada pemeriksaan di setiap pintu masuk," kata Djono.

Djono menyebut, jamaat yang mengikuti malam Natal di Gereja Kayutangan biasanya tidak hanya dari wilayah Malang saja. Namun, hingga Surabaya, Bali, bahkan dari Belanda. Daya tampung gereja sendiri sekitar 3 ribu orang.