Hujan Lebat, Jalanan hingga Stasiun Kota Semarang Kebanjiran
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Hujan lebat mengguyur wilayah Kota Semarang Jawa Tengah selama lebih dari tiga jam Senin sore, 3 Desember 2018, membuat sejumlah titik di kota itu kebanjiran. Tak hanya di jalanan pusat kota, luapan air juga meluber di Stasiun Tawang.
Dari pantauan VIVA, luapan air hujan yang cukup tinggi merendam sejumlah jalanan seperti di Jalan Hasauddin, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Gajah Mada, Jalan Pandaaran hingga kawasan pusat kota Simpang Lima. Angin kencang bahkan sempat membuat sejumlah pohon tumbang di beberapa lokasi seperti di Gedung Parkir Jalan Pandanaran dan Jalan Piere Tendean.
Ketinggian air terpantau bervariasi dari mulai mata kaki orang dewasa hingga lebih dari setengah meter. Di sejumlah titik, banjir tampak membuat para pemotor hingga mobil yang terjebak macet dan kesulitan menyusuri jalanan.
Seperti halnya luapan air kawasan Jalan Imam Bonjol. Ketinggian air disertai lebatnya hujan lebat dan angin kencang membuat membuat kendaraan-kendaraan bermotor, terutama sepeda motor, mogok karena ketinggian air mencapai di atas roda.
Rohamim, seorang pengguna jalan, terpaksa menunggu hujan cukup reda agar aliran luapan air hujan bisa segera surut. Bersama istirinya dia akan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah di kawasan Tembalang.
Tak hanya di wilayah Semarang bagian bawah atau pusat kota, luapan air juga terjadi di Semarang atas atau wilayah Jalan Taman Siswa di kawasan kampus Unnes, Kecamatan Gunungpati. Banjir cukup besar saat hujan lebat bahkan sempat diabadikan warga dan diunggah di media sosial.
Stasiun Tergenang
Selain mengganggu aktivitas warga di jalanan, genangan air juga menerjang wilayah parkir Stasiun Tawang dan Poncol. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Suprapto, menyatakan genangan air di Tawang antara 2-3 sentimeter. Meski tak mengganggu jadwal perjalanan kereta, PT KAI juga memohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang.
"Layanan penumpang masih tetap berlangsung. Atas ketidaknyamanan ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Suprapto.
Di wilayah jalan Pantura Kaligawe Semarang, genangan luapan air laut atau rob bahkan telah menerjang sejak Minggu kemarin. Banjir air rob bahkan mencapai setinggi lutut orang dewasa serta membuat kendaraan di jalanan nasional Pantura itu macet parah.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang, Iis Widya Harmoko, di awal Desember ini Semarang memasuki musim hujan. Intensitas curah hujannya diperkirakan 100-200 milimeter sampai akhir bulan.
Puncak hujan bakal muncul pada Januari 2019. BMKG memperkirakan musim hujan akan terus berlangsung sampai April 2019.
"Di Januari curah hujannya meninggi sampai 300-400 milimeter. Kami mengimbau kepada warga supaya mewaspadai genangan-genangan banjir di beberapa titik. Kalau drainase di Semarang bawah banyak yang tersumbat, maka wilayah itu berpotensi kebanjiran," ujarnya.