Sosok Habib Bahar bin Smith yang Sebut Jokowi Banci

Habib Bahar bin Smith menghadiri Reuni 212 di Monas, Minggu, 2 Desember 2018.
Sumber :
  • Front TV

VIVA – Nama Habib Bahar bin Smith mendadak tenar di media massa sejak akhir pekan lalu. Dia menjadi pusat perhatian dunia maya setelah ceramah kontroversial yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, dia menyebut Presiden Jokowi banci.

Dalam penjelasannya saat mengisi acara reuni 212, Habib Bahar menyebut jika video viral yang sebut Jokowi banci itu merupakan ucapan yang telah dipotong-potong oleh orang tak bertanggungjawab.

Dia juga dengan tegas enggan meminta maaf kepada Jokowi. Bahar dengan tegas memilih membusuk dalam penjara daripada meminta maaf.

Sementara itu, Bareskrim Mabes Polri telah mencekal Habib Bahar terkait laporan ujaran kebencian ini. Dari sepanjang perjalanannya berjihad membela agama Islam, banyak orang yang ternyata belum mengetahui secara dekat siapa Habib Bahar ini.

Data yang dikumpulkan VIVA dari berbagai sumber, Habib Bahar mempunyai nama lengkap Sayyid Bahar bin Ali bin Smith. Dia lahir di Manado, 23 Juli 1985 (33 tahun).

Bahar merupakan pemimpin dan pendiri Majelis Pembela Rasulullah yang berkantor pusat di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Selain itu, dia juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin di Kemang, Bogor. Diketahui pula, dia juga tergabung dalam Front Pembela Islam.

Bahar merupakan anak dari ayah bernama Sayyid Ali bin Alwi bin Smith (wafat. 17 Oktober 2011), sedangkan ibunya bernama Isnawati Ali. Bahar mempunyai enam orang adik, tiga di antaranya adalah Ja'far bin Smith, Sakinah Smith, dan Zein bin Smith.

Bahar menikah dengan seorang wanita bernama Fadlun Faisal Balghoits dan mempunyai empat orang anak, di antaranya Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin Smith, Syarifah Aliyah Zharah Hayat Smith, Syarifah Ghaziyatul Gaza Smith, dan Sayyid Muhammad Rizieq Ali bin Smith. 

Anak terakhirnya, Ali, lahir pada tanggal 4 Februari 2018. Bahar memberikan nama Muhammad Rizieq Ali kepada anak terakhirnya atas penghormatan kepada gurunya, Muhammad Rizieq Shihab, dan bentuk tawassul kepada leluhurnya, Ali bin Abi Thalib.

Tersangkut hukum

Dari data yang terhimpun pula, ternyata Bahar bukan pertama kali berurusan dengan polisi. Tahun 2012 tepatnya bulan Ramadan, Bahar melakukan razia di Cafe De Most Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Itu dia lakukan karena kafe tersebut diduga sebagai sarang maksiat, dia kemudian menutup paksa Cafe De Most dan meminta agar tempat tersebut ditutup sebulan penuh selama bulan Ramadan.

Polisi kemudian menetapkan 23 orang termasuk Bahar sebagai tersangka karena terbukti melakukan perusakan dengan senjata tajam, dua di antaranya adalah anak di bawah umur yang kedapatan membawa golok dan celurit.

Setelah ditahan dan dilakukan interogasi singkat, Bahar mengaku bersalah dan menyesal karena tidak melapor kepada pihak kepolisian terkait pelanggaran yang dilakukan Kafe De Most.

Selain terlibat dalam aksi sweeping tahun 2012, pada tahun 2010, Bahar juga pernah terlibat dalam aksi penyerangan terhadap jemaat Ahmadiyah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Selain itu, pada tahun yang sama, Bahar juga pernah terlibat dalam Kerusuhan Koja terkait sengketa makam Mbah Priok di Jakarta Utara. (EP)