Ceramah Reuni 212: Jauhi Riba, Tegakkan Ekonomi Syariah
- VIVA.co.id/ Ridho Permana
VIVA – Profesor Dr KH Didin Hafidhuddin mendapat kesempatan pertama menyampaikan tausiyah dalam Reuni Akbar Mujahid 212. Didin yang mendapat kesempatan usai zikir bersama sempat menyentil soal ekonomi syariah.
Tausiyah Didin dalam acara yang digelar di Monumen Nasional, Minggu 2 Desember 2018, bertema Tauhid dalam Perspekif Ekonomi Umat. Hadir dalam acara itu antara lain Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan juga Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso.
Didin yakin para alim ulama, habib dan tokoh masyarakat serta mujahid mujahidan dari berbagai tempat yang datang sejak kemarin untuk menghadiri acara reuni 212, datang dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.
"Kalau dua tahun yang lalu kita bermunajat untuk menegakkan keadilan di bumi ini, di negara yang kita cintai ini, Alhamdulillah dengan doa khusyuk dikabulkan. Saya yakin bahwa doa kita pada pagi ini untuk mendapatkan pemimpin adil, jujur, sidiq, amanah, yang mencintai ulama, syariat Islam, insya Allah akan dikabulkan," katanya.
Setelah dua tahun berlalu, Didin melihat adanya indikator kebangkitan umat meski dengan tantangan yang semakin dahsyat dan berat. Namun semua itu kata dia merupakan sebuah dinamika dalam perjuangan Islam. Ia pun mengutip surah Annisa ayat 104.
"Karena itu kita harus semangat berjuang, kita satukan hati, kita satukan ibadah, kita berjamaah dalam ibadah, dalam mualamalah, dalam kegiatan ekonomi. Kita harus lawan ekonomi kapitalis yang menguntungkan kelompok tertentu, kita ubah dengan ekonomi syariah," kata dia.
Ia lalu menyinggung mulai tumbuhnya minimarket yang mengusung ekonomi syarah seperti Sodaqo, atau 212 Mart yang kini jumlahnya sudah lebih 100 unit.
"Kita harus dukung semua potensi, kita punya bank syariah, asuransi syariah, kita harus dukung ekonomi syariah yang jauh dari kegiatan riba. Karena riba itu yang akan mencelakakan kita di dunia, akhirat dan ekonomi," kata dia. (ren)