Menhub Beri Waktu 2 Pekan Evaluasi Pengembangan LRT Palembang
- VIVA.co.id/ Sadam Maulana
VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberi tenggang waktu selama dua pekan, untuk evaluasi kepastian perkembangan proyek light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan.
Beberapa evaluasi yang ditekankan kepada pemerintah daerah dan stakeholder terkait, yaitu masalah ketersediaan sisa trainset, fider dan headway serta comisioning proyek LRT.
"Untuk pengiriman sisa trainset, kita punya dua pilihan, apakah selesai dengan window time yang ditetapkan atau window time diperpanjang. Saya tunggu hingga dua pekan ini," kata Budi, di Palembang, Sabtu, 24 November 2018.
Hal itu dikemukakan Budi lantaran proyek LRT belum sepenuhnya rampung. Penyempurnaan LRT yang belum usai itu mendapat perhatian serius Kementerian Perhubungan.
Trainset yang akan dikirim PT INKA dari Madiun, rencananya tiba ke Palembang pada 26 November 2018. Ada sebanyak delapan trainset yang akan dioperasikan, satu di antaranya sebagai cadangan.
Menhub juga mengevaluasi comisioning LRT, yaitu memastikan semua sistem dan komponen bangunan sudah dirancang, dipasang, diuji, dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan persyaratan operasional.
"LRT dalam skala project angkutan massal, dibutuhkan waktu tertentu yaitu waktu konstruksi dan comisioning. Saat Asian Games memang dipercepat. Kita masih melakukan comisioning dan pekerjaan konstruksi di beberapa tempat," ujarnya.
Menurut Budi, kecepatan, jarak waktu dan headway LRT hingga saat ini masih belum maksimal. Proyek LRT juga masih diteliti konsultan pengawas atau supervisi yang berkualifikasi internasional, yakni SMEC Internasional asal Australia.
Perusahaan tersebut telah mempunyai pengalaman yang cukup luas di beberapa negara di kawasan Asia, Australia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Pemantauan dari SMEC juga akan menghasilkan tanggapan tentang berbagai hal, termasuk fider dan kompetisi yang terjadi.
Kementerian Perhubungan juga sudah meminta masukan dari peneliti Universitas Sriwijaya untuk melengkapi target ini. Bagi Budi, fider LRT Palembang harus berada tegak lurus terhadap fungsi kereta api cepat.
"LRT ini menjadi angkutan jangkar utama yang menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju ke kawasan Jakabaring di Seberang Ulu. Harapan kita nanti akan lebih cepat, headway lebih pendek, kapasitas lebih banyak," jelasnya.
Dia melanjutkan, untuk waktu operasi juga lebih panjang dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB dan okupansi semaksimal mungkin sekisar 80 persen hingga 90 persen.
Saat ini, LRT Palembang sudah beroperasi. LRT tersebut menjadi yang pertama di Indonesia itu dan sudah menjadi gaya hidup baru masyarakat metropolis.