Jajan di Warung Kopi cuma Perlu Scan Barcode, Ternyata Asyik Juga

Masyarakat Cashless (Sumber Foto: GoPay)
Sumber :

VIVA – Siang itu suasana di sekitar Pasar Raya Blok M dan sekitarnya memang terlihat cukup ramai. Terlihat banyak orang kantoran sibuk lalu lalang untuk memilih tempat makan. Maklum, kawasan kantor mereka yang bisa dibilang “nempel” dengan mall, membuat pilihan menu makan siang kala itu lebih bervariasi. Terlebih hari itu adalah hari Jumat di akhir bulan. Rasanya, tidak salah untuk menghabiskan waktu makan siang ramai-ramai di dalam mall.

Saya pun memilih untuk membeli Thai Tea di sebuah warung kecil seperti kantin yang berada di lantai paling bawah Pasar Raya Blok M. Saat ingin bayar, saya baru mengetahui semua warung-warung kecil di kantin tersebut tidak lagi menerima pembayaran dengan uang tunai, termasuk warung kopi pilihan saya tadi.

Pembayaran yang mereka terima hanya via Gopay. Cara pembayaran via Gopay ini pun juga terbilang mudah. Kamu hanya perlu buka aplikasi Gojek, lalu pilih ‘Bayar’ dalam menu Gopay. Kemudian akan muncul fungsi scan barcode, arahkan smartphone kamu ke barcode yang ada di warung tadi dan transaksi berhasil.

Tapi bagaimana jika saldo Gopay kamu saat itu sedang habis atau tidak cukup? Menu transfer sesama pengguna Gopay juga mudah sekali. Kamu bisa meminta teman atau kerabat untuk mentransfer saldo Gopay nya ke akun Gopay kamu melalui nomor telepon. Dalam hitungan detik, saldo tersebut akan pindah ke akun Gopay kamu.

Transaksi offline bisa pakai GOPAY

Galuh Chandra Kirana selaku Senior Vice President Marketing Gopay menjelaskan bahwa di awal tahun ini ia dan timnya memang telah memperkenalkan Gopay di luar dari aplikasi Gojek. “Salah satunya dengan offline acceptance ini,” katanya. “Kita menggandeng mitra-mitra kita, yang kita sebut rekan usaha untuk melakukan atau menerima pembayaran langsung di tempat dengan menggunakan Gopay,” jelas Galuh.

Rekan-rekan usaha Gopay sendiri pun menurut Galuh, tidak terbatas pada usaha menengah saja, tapi juga mulai dari UMKM hingga Micro Merchant. “Bahkan warung-warung tenda, pedagang kaki lima, warteg, warung kopi, tukang gorengan pun sudah ada dan bisa menerima pembayaran via Gopay,” jelasnya.

Galuh menjelaskan bahwa tujuan dari offline acceptance ke depannya adalah untuk membantu pemerintah menciptakan masyarakat cashless. “Di Indonesia, kita sendiri masih ditahap baby step. Untuk itu saat ini, kita masih membiasakan atau mengajak orang untuk mencoba. Tak kenal maka tak sayang,” kata Galuh.

Meskipun demikian Galuh juga menjelaskan bahwa saat ini sistem offline acceptance juga sudah menjangkau beberapa kota lain di Indonesia. Seperti di Semarang yang sudah bisa membayar bus dengan Gopay. Atau di Gresik, yang sudah bisa membayar SIM dengan Gopay. Ataupun di Jogja yang sudah bisa membeli sayur di pasar tradisional juga dengan menggunakan Gopay.

Selain itu, Galuh juga menyebutkan bahwa benefit yang diberikan pun akan sangat membantu orang untuk mau mencoba bertransaksi dengan Gopay. “Saat ini kita sudah ada program Gopay PayDay. Nah, ini adalah bulan kedua. Lumayan banyak juga promonya, seperti Burger King, Bread Talk, Jco, dan yang lainnya. Gopay PayDay 50% makanya orang rela ngantri,” terang Galuh dengan sedikit tertawa.

Dengan semakin banyak benefit yang ditawarkan, Galuh berharap, “mudah-mudahan suatu saat nanti, orang bakal nyoba dan nyaman pakai Gopay. Sekali nyoba, kita harapkan orang berpikir bahwa ini adalah hal yang menyenangkan.”