Relokasi Korban Bencana Sulteng, Pemerintah Bikin Peta Daerah Merah

Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja mengawasi proses evakuasi korban gempa di reruntuhan Hotel Roaroa di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).
Sumber :
  • ANTARA/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, mengatakan, pemerintah tengah membuat peta rawan bencana untuk merelokasi warga korban bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah. Peta bencana ini terkait rencana pembangunan rumah untuk korban gempa.

"Hari ini kita membahas bagaimana kita menyelesaikan perencanaan pembangunan kembali rumah rumah bagi masyarakat terdampak. Ini menyangkut daerah mana yang merah," kata Wiranto di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin 5 November 2018.

Wiranto menjelaskan, daerah merah artinya area yang tidak mungkin dibangun kembali untuk perumahan. Sebab, dikhawatirkan setiap saat bisa kena gempa dan pergeseran tanah lagi.

"Untuk apa kita membangun satu lokasi, satu perumahan masyarakat yang risiko gempanya tinggi. Masyarakat harus dipindahkan ke tempat aman," tuturnya.

Terkait daerah merah yang dipastikan rawan bencana nantinya akan dialihkan fungsinya. Kata dia, daerah merah dipastikan bukan untuk tempat tinggal warga. "Ya bisa macam-macam, bisa perkebunan, perhutanan. Bisa untuk main bola kaki, bisa saja," ujar Wiranto.

Menurut Wiranto, pemerintah telah membentuk tim khusus yang beranggotakan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kementerian, lembaga terkait lainnya di bawah koordinasi Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Dalam waktu sebulan ini harus selesai, daerah mana yang merah. Daerah mana sebagai pengganti, berapa jumlah yang harus kita pindahkan, itu semua kan perlu perencanaan yang matang," tuturnya.