Menkopolhukam Wiranto Anggap Aksi Bela Tauhid 211 Mubazir

Ilustrasi Aksi Bela Tauhid di Kalimantan Timur, Jumat, 26 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/NR Syaian

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menilai tidak perlu ada aksi bela tauhid jilid II pada Jumat 2 November 2018 ini. Alasannya, saat ini Indonesia masih dirundung sejumlah bencana.

Wiranto menyebut seperti bencana gempa di Lombok, NTB hingga Sulawesi Tengah. Lalu, peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan sekitar Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018.

"Semua masyarakat kita, masyakarat Indonesia memberi bantuan, gotong royong, bagus sekali. Ada satu rasa persatuan, rasa persaudaraan, dan kita juga baru selesai untuk membangun hunian untuk sementara. Jadi fokusnya ke sana dululah," kata Wiranto di Istana Bogor, Jumat 2 November 2018.

Meski belum tahu tuntutan peserta aksi bela tauhid, namun menurutnya kasus ini sebenarnya sudah tuntas. Pelaku pembawa dan pembakar bendera sudah minta maaf dan sudah diproses hukum dengan pasal 174 KUHP. Menurutnya, aksi bela tauhid ini mubazir.

"Saya kan katakan tadi, apakah perlu lagi? Mubazir dengan apa perlu sama, bahasanya sama. Memang kita harapkan ya sayang sekali, berpanas-panasan untuk melakukan suatu tuntutan yang sudah dilakukan," kata mantan Panglima ABRI itu.

Kemudian, Wiranto mengingatkan pelaku pembakaran juga sudah menyampaikan permohohonan maaf. Organisasi induknya yakni GP Ansor juga sudah meminta maaf dan menyesalkan ada aksi pembakaran. Jadi menurut Wiranto, semua sudah selesai.

"Sehingga ini semangat tabayun sudah ada, semangat untuk mencari kebenaran sudah jalan. Semangat ukhuwah Islamiah, wathaniyah kan sudah jalan. Makanya kalau ada demonstrasi, saya juga belum tahu demonstrasi tuntutannya apa," tutur purnawirawan TNI jenderal bintang empat itu.

Namun, Wiranto berjanji akan menemui perwakilan para peserta aksi bela tauhid. Ia ingin mengetahui lebih jauh dan mendalami, seperti apa tuntutan para peserta aksi. Menurutnya pemerintah tetap akan mewadahi keinginan dari para demonstran tersebut.

"Dalam keadaan prihatin (banyak bencana di dalam negeri) ini hal-hal yang menyangkut permasalahan kita, kan seyogyanya kita perbincangkan dengan baik-baik sajalah. Walaupun demikian demo ya dilakukan baik-baik," jelas mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan itu. (ren)