Jokowi Minta BUMN Tanggap Perkembangan Teknologi
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Presiden Joko Widodo, meresmikan Kawasan The Telkom Hub, di Telkom Land, Gatot Subroto Jakarta, Kamis malam 1 November 2018. Dalam peresmian itu, Jokowi menyempatkan diri untuk meninjau Telkom Jakarta Valey. Di sana, Presiden Jokowi sempat mencoba virtual reality atai VR.
Hampir sama seperti di Silicon Valey AS, dengan menggunakan alat serupa kacamata, sekitar satu menit Jokowi seolah olah berada di Raja Ampat Papua, menikmati pemandangan di sana. Dalam banyak kesempatan, Jokowi sering memaparkan saat kunjungannya ke Silicon Valey AS. Dimana, ia menyempatkan bermain tenis meja via VR bersama pendiri Facebook.
Jokow juga bertandang di preveiyid. Di situ, Jokowi mendapat penjelasan untuk pengembangan identitas elektronik. Dimana, platform ini sudah bisa membuat rekening bank tanpa harus ketemu customer service bank itu. Dengan menggunakan fitur itu juga, sudah dapat membuat kartu kredit secara digital. Untuk rekening, baru bekerjasama dengan BRI, sementara kartu kredit Bank Mandiri.
Jokowi juga menyempatkan ke Nodeflux. Di sana, ia mencoba face recognition berbasis komputer. Dengan peralatan itu, wajah seseorang akan terdeteksi dan memunculkan nama orang itu. Begitu wajah Presiden terdeteksi, maka langsung keluar nama Jokowi. Sistem ini sudah digunakan di tiga Polda yakni Sumatera Barat, Metro Jakarta Raya, dan Jawa Barat. Juga digunakan saat Asian Games 2018.
Untuk identitas KTP elektronik juga sudah terkoneksi, walau diakui belum semua yang bisa terkoneksi. Baru sekitar 120 juta penduduk. Perubahan teknologi yang begitu cepat ini, menurut Presiden Jokowi harus disikapi oleh BUMN.
Karena menurutnya, rumus yang berlaku bukan yang kuat yang mengalahkan yang lemah. Bukan yang besar mengalahkan yang kecil. "Yang kecil bisa tahu tahu yang besar. Yang lemah bisa meloncat jadi yang kuat," katanya.
Maka, dengan perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0, berlaku rumus siapa yang cepat maka akan mengalahkan yang lambat. "Kalau ada BUMN yang lambat hati hati tinggal nunggu waktu ditinggal," kata Jokowi.
Maka, tidak ada kata lain selain berubah dan bekerja cepat. Setiap perubahan, lanjutnya, harus direspon oleh BUMN.