Petinggi Lion Air Bilang Pesawat Boeing Max 8 Butuh Dampingan Teknisi

Pelaksana Tugas Direktur Teknis Lion Air, Muhammad Rusli, usai salat gaib berjemaah di Lion Operation Centre, Selapajang, Neglasari, Tangerang, Banten, pada Rabu, 31 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Pelaksana Tugas Direktur Teknis Lion Air, Muhammad Rusli menjelaskan bahwa keberadaan teknisi dalam penerbangan Lion Air JT-610, sebenarnya hanyalah bagian antisipasi, jika ditemui kendala pada pengoperasian pesawat baru itu.

"Jadi, memang sengaja ada teknisi yang dibawa di dalam pesawat baru itu, supaya kalau ada kendala cepat diatasi dan tidak harus panggil teknisi dari Jakarta," katanya, usai salat gaib berjemaah di Lion Operation Centre, Selapajang, Neglasari, Tangerang, Banten, pada Rabu malam, 31 Oktober 2018.

Meski demikian, ia menjelaskan, pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 yang digunakan Lion Air sejak Agustus itu dalam kondisi baik dan laik terbang. Keberadaan teknisi bukan karena pesawat itu rusak, melainkan antisipasi kendala teknis saja.

Lagi pula, katanya, keberadaan teknisi itu hanya untuk tujuan bandara kategori kecil atau bandara dengan lalu lintas rendah. Pada penerbangan dengan tujuan bandara-bandara besar, seperti Cengkareng, Denpasar, Surabaya, Makassar dan Medan, tanpa teknisi karena sudah disediakan di masing-masing bandara itu.

Sejauh ini, ia belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat itu dan meminta publik menunggu hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), serta penemuan kotak hitam.

“Kalau untuk proses kelaikan pesawat untuk terbang, harus melewati beberapa step, sesuai dengan SOP (standar operasional dan prosedur) seperti pemeriksaan teknis pada pesawat itu harus," katanya.