Pilot Senior: Kecelakaan Beberapa Pesawat di Atas Jam Enam Pagi

Dua kantong jenazah korban Lion Air tiba di Pelabuhan JICT Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Seorang pilot senior bernama Stephanus GR sempat geleng-geleng kepala ketika mengetahui pesawat Lion Air JT-610 yang menggunakan pesawat jenis baru Boeing 737 Max 8. Sebab pesawat itu baru dan mestinya tak ada masalah teknis yang mengganggu.

Stephanus menganalisis dari aspek lain selain pesawat baru atau pesawat lama, yaitu waktu penerbangan pagi. Pesawat Lion Air JT-610 itu terbang hilang kontak pada pukul 6.33 WIB.

Penerbangan sepagi itu, menurut Stephanus, berarti pilot maupun kopilot serta para awak kabin harus sudah berangkat ke bandara paling lambat pukul tiga dini hari. 

Stephanus mencatat, peristiwa kecelakaan semacam itu biasanya penerbangan pagi, pukul enam pagi atau lebih, misal pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-210 yang terbang pada pukul 6.50 WIB, atau pesawat Air Asia yang kecelakaan di Kalimantan juga lepas landas pukul lima pagi.

"Kecelakaan lebih dari jam enam pagi. Berarti ada missing link di sini. Bukan jamnya. Kru bangun jam tiga pagi. Apakah kru itu situasi rest (istirahat) berkurang?" kata Stephanus dalam Indonesia Lawyers Club di tvOne pada Selasa malam, 30 Oktober 2018.

Ia menambahkan, kalau memang waktu istirahat dianggap kurang, ia mengajak agar berpikir bersama memperbaiki sistem itu. Minimal tak terjadi kecelakaan di pagi hari.

"Idaman kita semua zero accident (tanpa kecelakaan). Agak mustahil. Kita tak bisa hindari, semua bikinan manusia, yang mengoperasikan manusia. Manusia dengan manusia, tak ada manusia sempurna," kata Stephanus. (ren)