Walikota Hendi Tularkan Pengalaman Kelola Kota Berkelanjutan
VIVA – Terpilih sebagai satu-satunya Kota Tangguh di Indonesia Bersama 99 kota lain di dunia, Walikota Hendrar Prihadi diminta menceritakan pengalaman dalam mengaplikasikan konsep Kota Berkelanjutan (Sustainable City) di hadapan pembicara maupun peserta International Conference on Indonesian Social & Political Enquiries 2018 yang dihelat di Hotel Grand Candi, Senin 22 Oktober 2018.
Seminar internasional dengan tema ‘Asean Community for Sustainable Development in Indonesia’ ini dihadiri oleh 3 pembicara internasional dan para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Tiga narasumber internasional dihadirkan seperti Prof. Miguel Arnas Mexa, Ph.D dari Universidade de Santiago de Compostela, Prof. Emeritus Dato Dr. Abdul Rahman Embong dari Institute of Malaysian and International Studies, dan Prof Ronald Lukens Bull.
Di hadapan para nara sumber dan peserta seminar yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Hendi sapaan akrab walikota memaparkan potensi, tantangan serta kekuatan yang dimiliki Kota Semarang dalam mewujudkan kota berkelanjutan. Berbagai upaya dilakukan guna mewujudkan lingkungan yang ramah serta mampu mengakomodir kebutuhan seluruh warga Kota Semarang.
Disampaikan Hendi, terdapat 17 standar indikator dari United Nation (UN) terkait Sustainable Development Goals (SDGS). Dari 17 indikator tersebut, ditemui satu kesulitan yakni terkait gas buang atau polusi udara.
“Meski belum separah kota lainnya, namun perlu direm agar tidak semakin parah. Upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan transportasi umum baik dengan BRT atau LRT yang akan mulai dikembangkan serta mempercantik pedestrian yang ada,” ungkap Hendi.
Lebih lanjut, pihaknya juga akan melakukan penggantian bahan bakar BRT yang semula menggunakan suplay energi dari bahan bakar solar akan diganti dengan gas. Bekerja sama dengan Toyama, akan dilakukan penggantian bahan bakar untuk 40 unit BRT di tahun ini dan selanjutnya untuk 8 koridor akan dilanjutkan pada tahun 2019.
Kompleksitas yang dihadapi kota Semarang sebagai kota besar, tak lantas membuat kota ini terpuruk. Sebaliknya, seluruh tantangan yang ada dijawab dengan torehan program dan prestasi di berbagai bidang.
Tantangan terbesar yang dihadapi, menurut Hendi, yakni topografi, ketimpangan SDM yang terus dibenahi baik secara sistem maupun infrastruktur untuk mewujudkan Kota Semarang yang semakin baik.
“Terkait topografi, terus digalakkan pembuatan waduk di kawasan atas, penetapan perda tata ruang untuk wilayah konservasi, pembuatan tanggul laut yang mulai dilelangkan, penanaman mangrove dan lainnya,” papar Hendi.
Tercatat, capaian berbagai indikasi ‘Sustainable Development Goals (SDGS)’ juga menunjukkan keberhasilan Kota Semarang. Di antaranya angka kemiskinan, kasus gizi buruk, daerah rawan banjir dan kawasan kumuh yang terus ditekan. Sementara untuk indikator kesehatan, pendidikan, investasi, infrastruktur, kawasan kumuh, ekonomi terus menunjukkan kemajuan.
Berdasar data pada tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang juga tercatat melaju di atas rata-rata kota lainnya yakni berada pada angka 82.01 menyalip kota besar lain seperti Bandung dan Surabaya.
Di hadapan narasumber dan peserta seminar, Walikota juga menyampaikan sejumlah inovasi program yang diterapkan seperti pemantauan real time rumah pompa online, membangun sistem peringatan dini banjir, penggunaan energi ramah lingkungan, pemanfaatan Area Trafic Control System(ATCS), normalisasi dan penataan bantaran sungai serta berbagi program unggulan lain yang dilaksanakan dengan semangat bergerak bersama.