Hadiri Hari Santri, Prabowo: Resolusi Jihad NU Bagian Penting Sejarah
- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA – Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, mengikuti apel Hari Santri Nasional dan Napak Tilas, bersama ribuan santri dan purnawirawan TNI di Lapangan Kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin, 22 Oktober 2018.
Dalam sambutannya, Prabowo mengucapkan terima kasih sudah diundang oleh keluarga besar pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari, serta bisa bersama memperingati hari Santri Nasional tersebut dengan apel.
"Untuk memperingati keluarnya resolusi jihad yang diserukan oleh para kiai dan ulama ulama Nahdlatul Ulama," kata Prabowo.
Prabowo menuturkan, kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta, yakni dengan adanya proklamasi kemerdekaan, setelah ratusan tahun berjuang untuk merdeka tidak menjadi budak bangsa lain.
Setelah itu, ujian terhadap proklamasi terjadi di Surabaya pada Oktober dan November 1945, dengan kembalinya penjajah Belanda dibantu oleh tentara sekutu yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia.
Namun, dengan lahirnya Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober 1945 yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy'ari bersama kiai NU saat itu, keinginan penjajah untuk merebut kemerdekaan Indonesia gagal.
"Karenanya resolusi jihad yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy'ari dan tokoh-tokoh pendiri Nahdlatul Ulama lainnya adalah bagian yang sangat penting dalam sejarah lahirnya Republik Indonesia," ujarnya.
Menurut mantan Danjen Kopassus ini, pengaruh Resolusi Jihad NU sangat besar mendorong semangat rakyat Jawa Timur, serta semangat seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di bawah tekanan asing yang begitu besar.
"Resolusi jihad merupakan bukti atas komitmen para ulama dan pemimpin pemuka pemuka agama Islam yang dipelopori oleh Nahdlatul Ulama. Dan mereka adalah pejuang-pejuang kemerdekaan yang sangat patriotik dan cinta Tanah Air," kata Prabowo.
Lantaran itu, kehadirannya pada apel hari Santri Nasional ini adalah suatu kehormatan. Menurutnya, bisa berdiri di hadapan para santri Indonesia abad ke-21 yang dengan tegak dan disiplin di bawah terik matahari bersama para purnawirawan adalah hal yang sangat luar biasa.
"Para purnawirawan ini singa-singa tua yang masih berdiri. Mungkin giginya sudah ompong, tapi semangatnya masih tajam," ujar Prabowo.
Prabowo lantas mengajak ribuan santri dan purnawirawan mengambil hikmah dari resolusi jihad tersebut, dengan meneruskan perjuangan para ulama NU terdahulu.
"Marilah kita mengenang dan hormati para ulama ulama kita yang selalu dekat dengan rakyatnya yang selalu membela kepentingan rakyat Indonesia karena itu saudara-saudara, di tahun-tahun sekarang ini, di masa-masa sekarang, jangan kita lengah," ujar Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Pesantren Tebuireng, KH Hasyim Karim mengatakan, kehadiran Prabowo-Sandi adalah murni menghadiri peringatan Hari Santri Nasional dan Napak Tilas Resolusi Jihad NU. Dia mendoakan, semoga silaturahmi Prabowo dan Sandi menjadi manfaat untuk Indonesia.
"Semoga silaturahim ini memberikan manfaat kepada semuanya dan terutama perjuangannya ke depan. Beliau datang ke Tebuireng dalam rangka resolusi jihad napak tilas," ujarnya. (ase)