Lapangan Tembak Dekat Gedung DPR, Kok Bisa?

Ruang kerja anggota DPR RI kena peluru nyasar.
Sumber :
  • VIVA / Lilis Khalisotussurur

VIVA – Insiden peluru nyasar di Gedung DPR RI mengejutkan banyak pihak. Peluru tersebut menembus kaca ruang kerja dua anggota DPR RI, satu di ruang kerja Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Wenny Warouw di lantai 16, dan satu lagi di ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Golkar Bambang Heri di lantai 13.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Wenny Warouw yang sedang menerima tamu sempat terkejut tiba-tiba kaca di ruang kerjanya tertembus peluru. Peluru menembus kaca sampai ke atas plafon.

Selang beberapa menit kemudian, insiden peluru nyasar juga menembus kaca uang kerja Bambang Heri, yang saat itu kebetulan tidak ada di ruangannya karena sedang umrah. Namun, peluru itu nyaris mengenai seorang stafnya. Jilbab yang dia kenakan tertembus peluru.

Sejauh ini, polisi menduga peluru nyasar itu berasal dari lapangan tembak Perbakin. Berdasarkan hasil olah TKP, saat kejadian memang sedang berlangsung latihan anggota Perbakin. Namun, untuk memastikan duduk perkara, proyektil dan senjata yang digunakan masih diperiksa Puslabfor Polda Metro Jaya.

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Laksda (Purn) Soleman B Pontoh menganggap kesimpulan awal polisi dengan menyebut bahwa peluru nyasar itu berasal dari Lapangan Tembak Perbakin sangat masuk akal. Apalagi, kesimpulan itu berdasarkan hasil olah TKP dan penyelidikan awal bahwa pada saat bersamaan ada latihan menembak reaksi di lapangan tersebut.

"Yang paling (bisa diterima) itu dari lapangan tembak. Sepanjang tidak ada orang (pelaku lain) maka probabilitasnya itu ya dari lapangan tembak," kata Soleman B Pontoh di tvOne, Senin malam, 15 Oktober 2018.

Dari keterangan polisi bahwa peluru nyasar ke ruangan dua anggota DPR berjenis kaliber 9 milimeter. Dengan peluru jenis tersebut masih mungkin menjangkau gedung DPR dari arah lapangan tembak, bahkan bisa lebih jauh lagi dengan bidikan sempurna.

"Kalau senjata yang saya tahu 9 mm itu wajar, itu normal (digunakan untuk latihan menembak reaksi). Yang tidak normal itu kenapa ada lapangan tembak di samping Gedung DPR," ujarnya.

Kemudian, dalam latihan tembak reaksi, sangat dimungkinkan peluru nyasar hingga ke Gedung DPR. Sebab, menembak reaksi merupakan latihan dengan target sasaran bergerak tidak statis. "Bisa kesana kemari (targetnya), suka-suka, tidak statis dia. Itu yang sebabkan probabilitas peluru itu masuk ke Gedung DPR," kata pensiunan jenderal TNI AL ini.

Namun demikian, untuk lebih memastikan asal usul proyektil yang sebenarnya, perlu dilakukan uji balistik. Tapi, dugaan sementara polisi bahwa peluru nyasar itu berasal dari lapangan tembak Perbakin, menurut Soleman paling masuk akal.

Terlepas dari itu, Soleman berharap keberadaan lapangan tembak di kawasan ramai aktifitas masyarakat ini perlu dievaluasi. Karena bukan tidak mungkin, insiden peluru nyasar ini akan terulang, yang dikhawatirkan jatuh korban.

"Bukan hanya DPR, sangat mungkin yang lain juga, tinggal tunggu siapa nasipnya. Kalau tempat saya (BAIS) bikinnya (lapangan tembak) di bawah tanah. Kalau diatas itu siapa saja bisa kena, makanya hati-hati," ungkapnya.

Sebelumnya, teror peluru nyasar di ruang kerja Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Wenny Warrouw di Lantai 16 dan ruang kerja Bambang Heri Purnama dari Fraksi Golkar di Lantai 13. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.