Tiga Daerah Ini Jadi Opsi Relokasi Korban Gempa Sulawesi Tengah

Abdullah (64), salah satu korban selamat dari bencana alam gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) duduk disekitar puing rumahnya yang hancur dan tertimbun lumpur di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyatakan, pemerintah saat ini tengah mengkaji tiga daerah baru di Sulawesi Tengah, untuk merelokasi warga korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Tiga daerah baru yang nantinya akan dibangun rumah atau hunian tetap bagi masyarakat korban gempa bumi dan tsunami, adalah Kelurahan Duyu, Kelurahan Tondo, Kota Palu, dan Kelurahan Pembewe, Kabupaten Sigi.

"Tiga lokasi yang dikaji untuk hunian tetapnya, di Duyu sekitar 78 hektare, Tondo 88 hektare, dan pengembangan sekitar 210 hektare. Ini akan dikaji lebih detail oleh tim kita, untuk kondisi keamanannya," kata Basuki, usai menghadiri rapat koordinasi tingkat menteri di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin 15 Oktober 2018.

Ia menambahkan, saat ini, tim teknis kajian yang terdiri dari Kementerian PUPR, BNPB, BMKG, Bapennas, dan tim ahli kegempaan dari Jepang, sudah turun ke tiga daerah itu untuk mengkaji unsur tanah di tiga daerah itu.

"Nanti, sekitar tiga minggu mereka selesai, mereka datang ke Jakarta, bergabung dengan kita untuk dirapatkan dengan Pak Wapres secara lengkap," ujarnya.

Ia menjelaskan, penanganan relokasi dan rehabilitasi pemukiman warga terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah berbeda dengan relokasi dan rehabilitasi yang dilakukan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Perbedaan penanganan, karena jenis bencana yang terjadi di NTB dan Sulawesi Tengah, juga berbeda. Di Sulawesi Tengah, lanjut Basuki, selain gempa bumi terdapat fenomena alam seperti tsunami dan likuifaksi permukaan tanah yang menyebabkan rumah-rumah warga hilang tertelan bumi.

Sehingga, kata Basuki, rencana relokasi perumahan warga di Palu dan sekitarnya harus dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan kajian mendalam terhadap tiga titik atau daerah baru yang nantinya akan dipilih sebagai tempat pembangunan rumah-rumah warga korban gempa bumi dan tsunami, khususnya untuk warga yang sebelumnya tinggal di daerah Petobo dan Balaroa atau korban terkena likuifaksi.

"Kondisi geologi Palu ini memang rentan, sehingga tidak mungkin kita membangun di tempat yang sama. Kita akan membangun lebih baik. Dari segi perencanaan, kita juga harus lebih baik. Diarahkan Pak Wapres, kita akan membangun Palu baru," tuturnya.