Hanafi Rais Sebut Bapaknya Sengaja Disasar

Politikus senior PAN Amien Rais (tengah) bersama putranya, Hanafi Rais (kanan) dan Dradjad Wibowo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya sebagai saksi dalam kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoax terkait penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet, Rabu, 10 Oktober 2018.

Putra Amien Rais, Hanafi Rais, menyampaikan sejumlah kejanggalan dalam proses pemanggilan dan pemeriksaan ayahnya hari ini. Kata dia, masalah ini terlalu dipaksakan.

Sejumlah kejanggalan kasus yang menyeret nama bapaknya itu menurut Hanafi adalah soal waktu pemanggilan. Ayahnya sudah dipanggil sejak 2 Oktober 2018, sementara Ratna Sarumpaet baru ditangkap pada 4 Oktober 2018.

"Ini dramatisasi terkait kasus Ratna. Setelah malam konpres, tiba-tiba Pak Amien dipanggil sebagai bentuk klarifikasi kasus Ratna Sarumpaet. Padahal Ratna ditangkap 4 Oktober 2018," kata Hanafi di Polda Metro Jaya.

Menurutnya, Amien Rais sengaja disasar dan ada desain yang telah disiapkan dalam kasus ini. Ini terlihat dari pemanggilan yang sangat cepat sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap Ratna Sarumpaet.

"Pak Amien yang disasar. Belum ada peristiwa sudah dipanggil," katanya.

Anggota DPR RI Fraksi PAN itu menjelaskan soal masalah administrasi dalam surat panggilan Amien Rais. Padahal pihaknya bisa saja mengabaikan panggilan Polda Metro Jaya karena dalam surat panggilan nama yang dipanggil tidaklah tepat.

"Problem administrasi, kalau diabaikan sah-sah saja. Tapi itu fatal itu. Sampai terakhir kemarin tetap tidak mau mengubah, kenapa nama Muhammad selalu dihilangkan, apa alergi dengan nama Muhammad," tuturnya.

Karena itu, menurut Hanafi, pengungkapan kasus ini sangat tergesa-gesa. Meski ada banyak keganjilan, tapi dengan jiwa besar Amien Rais tetap datang memenuhi panggilan. Meski begitu, apa yang dilakukan penegak hukum harusnya sesuai dengan aturan negara bukan rezim.

"Harus tergesa-gesa, ada banyak keganjilan. Selalu didramatisasi, ada kepentingan lain wallahu a’lam. Dengan jiwa besar, Pak Amin datang ke Polda bersikap kooperatif. Ini bukan pertama, dari dulu ada upaya pembuhan karakter kepada Pak Amin,” ujar Hanafi.

Amien Rais yang tiba di Polda Metro Jaya sekira pukul 10.15 WIB, sempat memberi keterangan kepada media terkait pemanggilan dirinya. Dia juga menjelaskan soal kejanggalan terkait pemanggilan itu.

"Ini kita lihat surat panggilan untuk saya tertanggal 2 Oktober 2018 ya. Ini surat asli, surat panggilan pertama. Padahal kita semua tahu Ratna Sarumpaet baru ditangkap oleh kepolisian setelah tanggal 2 Oktober, yaitu tanggal 4 Oktober 2018. Ini sangat janggal. Ratna Sarumpaet pada tanggal itu belum memberikan keterangan apa pun ke polisi. Kok surat panggilan untuk saya lebih duluan. Apakah ini upaya kriminalisasi. Wallahu a’lam," kata Amien Rais.

Amien Rais juga sempat menyinggung soal kasus dugaan suap kepada Kapolri Tito Karnavian yang telah lama ditangani KPK. Karena itu, dia mendesak Presiden Jokowi untuk mengganti Tito Karnavian.

"Saya tahu Anda semua ingin tahu soal KPK dan lain-lain. Saya akan berpanjang-panjang. Saya minta Kapolri Tito Karnavian dicopot. Alasannya kenapa? Saya tidak perlu jelaskan lagi, silakan dipikirkan. Saya yakin stok pemimpin di Polri yang jujur dan mengabdi kepada bangsa dan negara masih banyak untuk menggantikan Pak Tito Karnavian," katanya.

"Kita cinta polisi sebagai keamanan nasional, tapi kalau ada oknum yang enggak bener harus diganti," katanya lagi.

Selain itu, Amien Rais menegaskan bahwa kasusnya adalah rekayasa. Katanya, bila manusia bisa melakukan rekayasa, tapi Allah yang Maha Sempurna akan lebih unggul.

Seperti diketahui Amien diperiksa sebagai saksi dalam kasus penyebaran berita bohong atau hoax terkait penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet. (ase)