Satu Korban Gempa Palu yang Dirawat di Makassar Meninggal Dunia

Anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban gempa di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Tado

VIVA – Sandra (48 tahun), salah seorang korban gempa dan tsunami Palu yang dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar ini meninggal dunia, Senin 1 September 2018. Perempuan asal Manado itu mengalami luka berat di bagian kepala akibat benturan saat gempa.

Dokter dan petugas rumah sakit sempat memberinya perawatan dan penanganan medis. Namun, karena luka parah dan tak bisa lagi tertolong. Ia pun mengembuskan napas terakhir.

Awalnya perempuan asal Manado itu berhasil dievakuasi dari lokasi gempa, di Palu Sulawesi Tengah menuju ke Makassar. Ia dan anaknya yang sedang hamil berhasil selamat dari terjangan gempa bumi dan tsunami kala itu.

Akan tetapi, Sandra rupanya memiliki luka akibat gempa di kepalanya. Ketika tiba di Lapangan Udara Hasanuddin Makassar, ia sudah tak sadarkan diri. Petugas pun segera melarikan Sandra ke Rumah Sakit Wahidin.

"Korban terlihat sehat saat naik di pesawat, orang tidak tahu jika ia mengalami luka dalam di kepalanya. Kalau dilihat dari luar, hanya lecet-lecet sedikit," jelas Direktur Pelayanan RS Wahidin Sudirohusodo, Prof Mansyur Arif.

Mansyur menekankan sejak awal dikirim ke RS Wahidin, Sandra terlihat alami luka parah di bagian kepala.

"Saat masuk, kita lihat korban sudah memiliki luka berat yang parah di kepala. Setelah beberapa jam ditangani, tidak bisa lagi tertolong," tambahnya.

Saat ini, Jenazah Sandra masih berada di ruang forensik dan akan langsung dibawa oleh keluarganya ke Manado untuk dimakamkan. Sementara biaya perawatan dan kepulangan Sandra akan ditanggung oleh pihak rumah sakit bersama Pemerintah Provinsi Sulsel

"Biaya tidak diberikan tanggungan kepada korban, tapi kita tetap mencatat semuanya," tutup Mansyur Arif.