Begini Kondisi Asmat Papua Usai KLB Gizi Buruk dan Campak
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Pemerintah terus mengejar pembangunan infrastruktur ekonomi dan sarana kesehatan di Papua. Tak terkecuali di Kabupaten Asmat, Papua, usai gempar kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk.
Bupati Asmat, Elisa Kambu, mengatakan saat ini kehidupan masyarakat di Asmat yang hanya berjumlah tidak lebih dari 200 ribu orang jauh lebih baik dari kondisi KLB tahun lalu. Sejumlah infrastruktur pun terus dibangun.
Menurut dia, dengan dibangunnya rumah sakit, meski belum permanen, sudah bisa melayani kesehatan warga Asmat. Sedangkan, dari sisi ekonomi, mulai terangkat budaya yang mampu menarik wisatawan asing ataupun lokal.
Kemudian, dari sisi infrastruktur, pemerintah daerah dan pusat bersinergi untuk membangun fasilitas publik seperti tempat penampungan air bersih, rehabilitasi bandara Ewer dan juga pelabuhan.
Adanya infrastruktur ini, lanjut Elisa menjadikan aksesibilitas ke Asmat jauh lebih baik. Bahkan, untuk runway bandara akan diperpanjang menjadi sekitar 1.600 meter pada tahun 2019.
“Target jangka pendek kita lagi fokus ke bandara. Dulu runway hanya 600 meter kalau hujan pesawat nggak bisa landing, dua tahun terakhir 1.100 meter diaspal. Tahun depan ingin 1.600 meter dan rute tiap hari harapannya ada," jelas Elisa, dalam keterangannya, dikutip Rabu 26 September 2018.
Tak sampai di situ, Elisa mengungkapkan untuk mengatasi tingginya harga bahan bakar minyak di daerahnya, dalam waktu dekat pemerintah pusat akan operasikan kapal disertai subsidi pengadaan BBM kapal.
Hal ini, kata dia, sangat krusial karena 80 persen wilayah di Asmat berupa perairan sehingga keberadaan kapal sangat membantu mobilitas masyarakat.
Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Kabupaten Asmat, Papua.
Sementara itu, untuk mendukung peningkatan sarana dan prasarana di Asmat papua, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun infrastruktur untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjelaskan dalam jangka pendek dan menengah pihaknya akan prioritaskan penyediaan air bersih dan sanitasi karena Kabupaten Asmat merupakan daerah rawa yang sulit air bersih.
"Di sini (Asmat) adalah daerah rawa sehingga air perlu diolah agar layak dikonsumsi. Selain itu untuk meningkatkan ketersediaan air baku juga akan ditambah jumlah embung dan sumur bor," kata Basuki.
Ia menjelaskan, di Distrik Agats yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Asmat, akan dibangun tiga buah reservoir penampung air hujan dengan kapasitas masing-masing 1.000 m3. Dari tampungan akan disalurkan ke hidran umum yang dekat dengan permukiman warga. Salah satu reservoir akan dibangun di dekat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats. (ren)