Cerita Teror yang Dialami Subandi Usai Disandera Abu Sayyaf
- VIVA/Yasir
VIVA – Subandi bin Sattu (42 tahun) satu dari tiga korban penyanderaan Abu Sayyaf ini, akhirnya pulang ke kampung halamannya, di Pasir Putih Desa Bira Bulukumba, Sulawesi Selatan. Isak tangis dan haru mewarnai kepulangan Subandi yang diantar langsung oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri.
Pihak keluarga tidak menyangka, Subandi akan kembali ke rumah, setelah 20 bulan menghilang sejak pergi mencari ikan di perairan Sabah, Malaysia, pada 18 Januari 2017 lalu. Ia, akhirnya bebas dan pulang kembali ke kampung halaman.
“Bersyukur sekali, Subandi sudah bisa pulang dan berkumpul sama keluarga,” kata Nuriana, Ipar Subandi.
Sementara itu, Subandi bercerita, dirinya selalu dibayang-bayangi kematian selama penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf. Walau tidak pernah diperlakukan kasar, tetapi Subandi selalu dijaga ketat oleh pria bertopeng dengan senjata lengkap, yang mengawal secara bergantian setiap hari.
Subandi bersama dua warga Sulawesi Selatan lainnya dibawa berpindah-pindah, ketika persembunyian Abu Sayyaf terlacak. Di saat seperti itu, mereka terkadang hanya diberi makan sekali dalam sehari.
"Kalau ada kabar bahwa tempat kita dibaca, kita akan pindah lagi ke tempat lain," ujar Subandi.
Penantian panjang Subandi bersama dua sandera Sulsel lainnya, akhirnya berakhir saat dua pria bertopeng hitam datang menjemput dengan mengendarai motor, Minggu 16 September 2018. Ketiganya, lalu dibonceng melintasi hutan mengendari motor tersebut.
"Cukup jauh. Saat sampai di luar area hutan, ada mobil yang menjemput," lanjut Subandi.
Pembebasan Subandi bersama dua sandera lainnya dilakukan oleh pemerintah dan militer Filipina, serta perusahaan pemilik kapal yang bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Atas pembebasan itu, Bupati Bulukumba, Andi Sukri Sappewali menyampaikan terima kasih.
"Terima kasih kepada pihak Kemenlu dan semua pihak terkait atas kerja kerasnya. Jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini, saya berharap ini yang terakhir kalinya," kata Bupati Andi Sukri saat menerima Subandi dan utusan Kemenlu di rumah jabatan bupati.