Kabareskrim ke Penyidik Narkoba: Kita Jangan Jadi Sampah

Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto dan Kabareskrim Irjen Pol Arief Sulistyanto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ Reno Esnir

VIVA – Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Pol Arief Sulistyanto melakukan safari ke Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Dalam safari ini, Arief meminta Dirtipid Narkoba memaparkan semua operasional program yang sudah dijalankan.

"Saya juga minta masukan baik berkaitan dengan masalah operasional maupun pembinaan. Banyak masukan yang sudah saya catat dan saya arahkan," kata Arief di kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa 28 Agustus 2018.

Arief menambahkan, pemaparan ini akan menjadi satu bahan bagi dirinya untuk merumuskan apa yang harus dilakukan ke depan. Sebab, lanjut dia, target Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian adalah membenahi komitmen moral dari reserse se-Indonesia dan meningkatkan kinerja.

Kemudian, ia pun meminta Dirtipid Narkoba untuk melakukan penegakan hukum yang sifatnya represif.

"Dari semua yang sudah dilakukan ini harus dilakukan kajian dan analisis yang hasilnya informasi-informasi kemudian disampaikan kepada fungsi preentif dan preventif," ujarnya.

Selanjutnya, Arief setiap pekan, juga meminta untuk diberikan hasil kajian itu untuk masukan kepada Baharkam Polri. Kata dia, dari Baharkam Polri akan disampaikan ke fungsi Binmas dan Sabhara.

Lalu, informasi tersebut juga disampaikan kepada stakeholders lainnya seperti Bea Cukai dan perbatasan untuk bersama-sama peduli memberantas narkoba.

"Ini banyak sekali kalau dikumpulkan setiap minggu dari seluruh Indonesia yang berhasil melakukan penangkapan terhadap peredaran narkoba," ucapnya.

Terkait dengan moralitas penyidik, jenderal bintang dua ini pun meminta agar tetap dijaga. Menurutnya, para penyidik narkoba ibarat bekerja di tempat sampah. Untuk itu, ia meminta penyidik tak berbau sampah bahkan tak menjadi sampah.

"Ibarat kita bekerja di tempat sampah. Saya sampaikan jangan sampai kita berbau sampah apalagi kita menjadi sampah. Ini memang perlu pengawasan dan pengendalian yang cukup ketat," ujarnya.