Jenazah WNI Hanyut di Jerman Tiba di Malang, Tangis Keluarga Pecah

Jenazah Shinta, mahasiswa WNI di Jerman tiba di kediaman orangtua
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Jenazah Shinta Putri Dina Pertiwi akhirnya tiba di rumah duka di Jalan Bandulan Gang 12 nomor 359, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur pada Jumat, 24 Agustus 2018. Shinta adalah mahasiswi semester 4 jurusan Biokimia S1 di Universitas Bayreuth.

Sebelumnya, Shinta ditemukan di dasar danau Trebgast atau Trebgaster Badesee, Bavaria, Jerman pada Kamis sore, 9 Agustus 2018. Dia diduga tewas karena tenggelam. Jenazah awalnya direncanakan tiba pada 17 Agustus 2018 namun mundur hingga dua pekan pascajasad ditemukan.

"Kami ucapkan terimakasih kepada pemerintah yang membantu mendatangkan adik kami. Meski ada miskomunikasi atas kepulangan akhirnya bisa mendatangkan adik saya," kata Haris Nuril Huda yang merupakan kakak Shinta di Malang, Jatim.

Sedangkan Kasubdit Kawasan 2 Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Fajar Nuradi mengatakan, proses pemulangan Shinta membutuhkan waktu karena ada prosedur yang harus dipatuhi oleh pemerintah RI.

"Karena prosedurnya membutuhkan waktu lama di Jerman. Perlu autopsi, tanggal 15 autopsi selesai hasilnya murni kecelakaan. Setelah diizinkan jenazah dipulangkan ke Tanah Air barulah KJRI menindaklanjuti, mulai memandikan hingga mensalatkan jenazah," ujar Fajar.

Fajar mengatakan, kendala kedua yang membuat keluarga cemas karena menantikan kedatangan jenazah adalah kargo pengiriman menuju Indonesia. Menurutnya gaduh dan simpang siurnya pemulangan jenazah terkait adanya miskomunikasi.

"Proses pemesanan kargo ini yang mungkin jadi kendala karena menunggu slot kargo. Yang saya tahu dari Eropa jarang sekali. Tidak semua pesawat memulangkan peti jenazah. Dan akhirnya urusan rampung tiba kemarin di Jakarta, dan sekarang tiba di rumah duka," kata Fajar.

Tibanya jenazah Shinta di rumah duka disambut hujan air mata. Shinta dikenal sebagai pribadi yang baik. Prestasi di dunia akademik juga tak sedikit. Setelah lulus SMA Shinta melanjutkan pendidikan di Jerman dengan menggunakan beasiswa.

Umi Salamah, ibu dari Shinta tidak bisa menutupi rasa sedihnya ditinggal oleh anak keduanya itu. Umi Salamah mengatakan, Shinta telah meninggalkan Indonesia untuk belajar di Jerman sejak lima tahun yang lalu. Awalnya ia mengambil Pendidikan Kedokteran di Universitas Leipzig kemudian melanjutkan konsentrasi pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth.

"Sudah lima tahun dia di Jerman. Memang anak ini konsisten tidak mau pulang ke Indonesia sebelum lulus. Bahkan insya Allah Desember ini dia wisuda," kata Umi Salamah, Rabu, 15 Agustus 2018.

Rencana wisuda di bulan Desember ini akhirnya pupus. Shinta dipanggil Yang Maha Kuasa terlebih dahulu. Bahkan rencananya, setelah wisuda, Shinta akan menikah dengan kekasihnya yang juga warga Malang, Jawa Timur.

"Semua kuliah yang ditempuh di Jerman murni beasiswa. Setelah wisuda Desember nanti dia mau menikah juga. Saya sangat kehilangan putri saya satu-satunya, dia anak yang periang dan pintar," ujar Umi Salamah.

Sejak kabar kepergian Shinta, Umi Salamah tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Ibu tiga anak ini sangat bersedih dengan kepergian Shinta. Apalagi impian putrinya untuk wisuda sebelum kembali ke Indonesia dan menikah, akhirnya kandas.

"Sejak saya dapat kabar itu, saya tidak enak makan, salat sudah ngaji sudah tapi tidak bisa berhenti menangis karena saya sangat merasa kehilangan," tutur Umi Salamah.

Kini jenazah Shinta telah dimakamkan di TPU Bandulan, Kota Malang. Plt Wali Kota Malang Sutiaji mengucapkan belasungkawa ke rumah duka. Sementara beberapa rekan sekolah dan kerabat juga datang ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Shinta.