Polda Jatim Anggap Security Warning Australia Mencederai Keamanan

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Kepolisian Daerah Jawa Timur mengaku tidak menerima koordinasi dari panitia #AussieBanget Corner maupun pihak Keamanan Australia tentang peringatan serangan teroris di Indonesia. Gara-gara security warning itu, pejabat Konsulat Jenderal Australia di Surabaya batal hadir ke acara yang digelar di kampus Universitas Airlangga Surabaya.

Berdasarkan undangan peliputan diterima VIVA melalui e-mail dari pihak Konjen Australia di Surabaya, peresmian #AussieBanget Corner akan digelar di kampus Unair Surabaya pada pukul 16.00 WIB. Dalam surat undangan disebutkan, akan hadir di acara itu pejabat Konjen Australia, Chris Barners.

Dijelaskan pula bahwa Aussie Banget adalah instalasi bertema Australia, tempat pelajar Indonesia bisa mengakses buku-buku dan materi pilihan asal Negeri Kanguru. Namun, Konjen Australia memutuskan batal hadir karena keluarnya security warning dari pemerintah Australia di Canberra, yang menyebut ada indikasi serangan dari kelompok teroris.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, mengaku tidak menerima koordinasi terkait security warning dari Pemerintah Australia itu. "Kita Polda Jatim dan Mabes Polri sudah berupaya sedemikian rupa untuk melakukan (pengamanan dan penindakan terorisme) ini," katanya dikonfirmasi VIVA tentang itu pada Kamis malam.

Barung mengarahkan penjelasan rinci tentang security warning kepada pihak Australia. "Kalau itu pendapat Australia monggo, tapi sangat disayangkan tanpa berkoordinasi dulu yang mencederai keamanan secara keseluruhan di Jatim, bahkan masyarakat," ujarnya.

Juru bicara Unair, Suko Widodo, mengaku menerima informasi bahwa pejabat Konjen Australia batal hadir ke peresmian Aussie Banget pada Kamis pagi, sekira pukul 08.40 WIB. "Kami menerima informasi semacam rilis dari rekan media Australia tentang peringatan keamanan/security warning yang bersumber dari public Affairs Canberra," katanya dalam rilis diterima VIVA.

"Salah satu pesan yang tercantum adalah bahwa pihak konsulat Australia akan tidak hadir dalam acara yang mestinya diselenggarakan jam 16.00. Pihak kami telah mengontak staf Konjen melalui telepon dan menanyakan pembatalan hadir. Yang bersangkutan menjawab bahwa informasi larangan beraktivitas di luar berasal dari Canberra," kata Suko.