Ada Bocah SD di Aceh Mendadak Lumpuh Usai Divaksin MR
VIVA – Seorang murid Sekolah Dasar di Kabupaten Pidie, Aceh, mendadak menderita lumpuh dan nyeri pada kaki, setelah divaksin Measlas Rubella di sekolahnya.
Murid itu berasal SD Negeri Pasie Rawa, namanya T.M Helmi Stansyah, usinya tujuh tahun.
Helmi disuntik vaksin MR, bersama puluhan pelajar seusianya, pada acara launching Vaksin MR digelar Dinas Kesehatan Pidie, Rabu 1 Agustus 2018.
Menurut keterangan orangtuanya, sebelum disuntik vaksin, anak ini mengalami demam selama tiga hari sebelum diimunisasi. Setelah itu, baru dilakukan suntik vaksin bersama siswa lainnya.
Namun, keesokan harinya, demam Helmi semakin parah ditambah anggota tubuhnya bagian kaki melemah, nyeri, dan tidak bisa digerakkan.
"Habis disuntik itu, besok paginya dia (Helmi) tidak bisa menggerakkan kedua kakinya," kata Ibu Helmi, Dewi Rani, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Selasa 14 Agustus 2018.
Dewi awalnya tidak mengizinkan anaknya untuk disuntik vaksin. Sebab, kondisi anaknya yang masih sakit saat itu. Tetapi, panitia imunisasi tetap berkeinginan melakukan suntik vaksin kepada suluruh murid.
"Sudah saya bilang jangan disuntik, tetapi mereka bilang cuma pengarahan dan akhirnya mereka tetap suntik," ujarnya.
Sejak dirawat di RSUZA, kondisi Helmi semakin membaik. Dari awalnya tidak bisa menggerakkan kedua kakinya, kini sudah bisa. Namun, ia masih belum kuat untuk berjalan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif membantah bahwa penyakit itu disebabkan dari vaksin MR. Dari hasil investigasi pihaknya, penyakit itu datang secara kebetulan bersamaan dengan dilakukan suntik vaksin.
"Itu secara kebetulan. Tidak berhubungan dengan imunisasi. Ini penyakit sendiri, bukan efek dari vaksin MR," kata Dia.
Selain itu, Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Aceh, dr TM. Thaib menjelaskan, ia mencurigai pasien ini memiliki penyakit sendiri. Apalagi, sebelum diimunisasi, pihaknya telah melakukan pengobatan kepada Helmi sebelum diimunisasi.
"Kita suntik setelah demamnya reda, kalau dia masih demam tentu kita akan tunda (memberikan vaksin). Tetapi, saat itu kondisinya sudah membaik," katanya.
Pasien itu, kata dia, hanya mengalami kelemahan otot. Selama perawatan pihaknya tetap memantau perkembangan pasien. Menurutnya, sejak tiga hari di RSUZA, secara medis kondisi Helmi sudah ada perbaikan.