Pencurian dan Hoax Jadi Ancaman Pasca Gempa di Lombok
- VIVA.co.id/Reza Fajri
VIVA – Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, sejauh ini menyebabkan 392 orang tewas. Selain ancaman gempa susulan, masyarakat Lombok juga mengantisipasi tindak kriminal yang memanfaatkan kelemahan warga seperti pencurian.
"Semalam yang saya tahu di Senggigi, ada warga kejar-kejar maling," kata Rizal, warga Mataram, NTB, Minggu 12 Agustus 2018.
Mengenai apakah ada tindak pencurian terhadap turis, dia mengaku tidak mengetahuinya. Namun, menurut Rizal, warga lokal juga ikut waspada menjaga harta bendanya.
"Karena katanya orang-orang yang niat maling datang dari luar pulau, dari luar Lombok," ujar dia.
Meski ada antisipasi tindak kejahatan dari warga, kepolisian setempat juga tetap meminta warga mengantisipasi kabar bohong atau hoaks soal pencurian yang memanfaatkan situasi gempa.
"Sampai saat ini unit siber masih melakukan penyelidikan terkait pelaku penyebar berita hoaks," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP I Komang Suartana, lewat pesan tertulisnya.
Polda NTB melakukan koordinasi dengan Siber Mabes Polri terkait maraknya berita hoaks. I Komang juga mengatakan mereka juga mengumpulkan dokumen elektronik terkait postingan yang diduga hoax di media sosial.
"Melakukan patroli siber melalui media sosial terkait pengguna akun Facebook yang memposting maupun mengunggah postingan melalui medsos," kata dia. (ase)