Walikota Hendi Ungkap Cara Semarang Tingkatkan IPM
VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir Kota Semarang bertransformasi menjadi salah satu kota terbaik di Indonesia dalam hal melakukan pembangunan kesejahteraan masyarakatnya. Hal tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang pada tahun 2017 adalah berada pada angka 82,01.
Melalui catatan IPM di tahun 2017 itu juga Kota Semarang di bawah kepemimpinan Walikota Hendrar Prihadi berhasil membuktikan konsistensinya untuk bisa melampaui capaian pembangunan manusia kota-kota besar lainnya di Indonesia sejak tahun 2013. Sebut saja Kota Medan dengan IPM di tahun 2017 yang hanya mencapai 79,98, Kota Bandung dengan 80,31, Kota Surabaya 81,07, atau Kota Makassar 81,13.
Terkait capaian Kota Semarang tersebut, Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut mengungkapkan upaya yang dilakukannya. "Ada tiga fokus Pemerintah Kota Semarang saat ini, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan layanan kesehatan,” ungkapnya saat membuka kegiatan bimbingan teknis bagi tenaga kesehatan Kota Semarang di Aston Hotel Semarang, Kamis 19 Juli 2018.
Walikota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut juga menekankan dari 3 fokus tersebut, sektor kesehatan menjadi dasar pijakan pertama yang harus dibangun. "Bagaimana mau bicara tentang pendidikan dan ekonomi kalau masyarakatnya tidak sehat. Kalau sakit pasti tidak bisa sekolah atau kerja. Maka adanya layanan berobat gratis, ambulans gratis, konsultasi dokter gratis, dan seterusnya adalah menjadi dasar pembangunan Kota Semarang,” kata Hendi.
Apalagi dirinya menuturkan jika konsep pembangunan Kota Semarang saat ini adalah Bergerak Bersama yang bertumpu pada partisipasi masyarakat. "Tidak dapat dipungkiri dengan konsep pembangunan Kota Semarang saat ini kita membutuhkan banyak tenaga, sehingga kalau masyarakatnya tidak sehat, Kota Semarang akan kehilangan energi dalam pembangunan,” katanya.
Kegiatan bimbingan teknis bagi tenaga kesehatan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Semarang hari itu sendiri fokus pada peningkatan pelayanan pada anak dan perempuan korban kekerasan. Fokus itu dirasa perlu mengingat anak dan perempuan adalah merupakan pihak yang rentan terhadap diskriminasi dalam mengakses layanan publik, terlebih bagi korban kekerasan.
Hal tersebut ditekankan oleh Ketua PPT Seruni Kota Semarang, Krisseptiana. Hendrar Prihadi menyebutkan bahwa kegiatan itu adalah bagian dari upaya memperkuat layanan masyarakat serta merespon kebijakan BPJS, yaitu yang memungkinkan semua rumah sakit dan Puskesmas bisa berpartisipasi aktif dalam melayani perempuan dan anak korban kekerasan dalam hal intervensi medis.
"Layanan kesehatan untuk perempuan dan anak, terlebih yang menjadi korban kekerasan membutuhkan perhatian dan penanganan secara khusus, berbeda dengan cara menangani pasien umum. Sehingga harapan kami terbesar dari kegiatan ini akan terbangun sebuah jejaring layanan keheatan yang kuat,” jelas wanita yang akrab disapa Tia tersebut.