Ratusan Terduga Teroris Ditangkap, 20 Tewas Didor

Penangkapan teroris di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan sejak kejadian teror bom yang terjadi di Surabaya, jajarannya telah mengamankan ratusan terduga teroris. Bahkan, 20 di antaranya tewas ditembak polisi. 

"Total ini sudah ada 200-an (terduga teroris ditangkap) sejak bom Surabaya," kata Tito di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Senin 16 Juli 2018.

Tito menjelaskan, penangkapan ratusan terduga teroris tersebut merupakan pengembangan dari peristiwa bom di Surabaya. Terbaru, aparat kepolisian melakukan tindakan tegas terhadap tiga terduga teroris di Yogyakarta. Selain itu, hasil tersebut juga berkaitan dengan penangkapan terduga teroris terkait dengan penyerangan Mapolres Indramayu. 

"Pengembangan kasus bom Surabaya 194 plus kemarin 3 tertembak (jadi) 197. Kemudian di Indramayu ya itu sudah ditangkap lagi ada sembilan, lanjutan dari dua orang yang mau menyerang Polres," kata Tito. 

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, tindakan tegas jajarannya merupakan salah satu cara untuk membuat para anggota kelompok teroris di Indonesia menjadi jera. Mengingat, kata Tito, para terduga teroris bukanlah pelaku kejahatan biasa, sehingga penindakannya harus dengan cara yang luar biasa. 

"Kami berhadapan bukan dengan pelaku biasa, pelaku yang mereka siap mati. Oleh karena itu, jangan mengambil risiko. Kalau mereka mengancam petugas, membahayakan masyarakat itu diatur PBB," kata Tito.

Negara Lebih Kuat

Menurut mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu, penangkapan ratusan terduga teroris tersebut merupakan salah satu bentuk yang mencerminkan bahwa Negara lebih kuat dibandingkan dengan kelompok-kelompok radikal di Indonesia. 

"Mereka melawan, kami sikat. Karena melawan petugas, membahayakan petugas, berani menyerang dan petugas luka, anda akan berhadapan juga dengan kekuatan yang mematikan," tegas Tito.

Ada beberapa rentetan ledakan bom yang terjadi di Surabaya pada awal Mei 2018 lalu. Di antaranya, tiga Gereja yang berada di Surabaya, yakni, Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. 

Setelah terjadi ledakan di Rumah Susun (Rusun) belakang Polsek Taman Sepanjang, Sidoarjo. Kemudian aksi bom bunuh diri kembali terjadi di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya. (ren)