Sri Mulyani Sebut Tunjangan Besar Guru Belum Mencerminkan Hasilnya
- Arrijal Rachman/VIVA.co.id.
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, alokasi anggaran pendidikan dalam APBN yang sebesar 20 persen belum diiringi peningkatan kualitas guru.
Menurut dia, hal itu tercermin dari bagaimana kualitas pelajar di Indonesia yang jika disandingkan dengan negara tetangga belum sebanding. Vietnam contohnya, pelajar RI masih harus mengejar ketertinggalan dengan pelajar di negara itu.
"Kami mulai 2009, dia 2013 (alokasi anggaran 20 persen untuk pendidikannya) tapi, kalau dihitung hasilnya, matematika misalnya, dia (Vietnam) tinggi di nilai 90, sedangkan kita di 50 sampai 40an," ucapnya saat menjadi pembicara inti di Gedung Guru, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.
Menurut dia, anggaran sebesar 20 persen itu tidak hanya selalu bisa dijadikan acuan untuk terus meningkatkan gaji guru. Namun, juga harus dilihat secara keseluruhan bagaimana para guru berkomitmen untuk meningkatkan kualitas didiknya, baik dari sisi moralnya maupun keilmuannya.
"Jadi kalau 20 persen anggaran pendidikan, maka kita akan lihat pasti tiap tahun otomatis naik, padahal anggaran lain tergantung kebutuhan. Tapi saya dapat 20 persennya enggak pernah dipikirkan dari situ apa yang kami capai. Sehingga, kami khawatir tidak berfikir memgenai kualitas," ungkapnya di hadapan para guru.
Selain itu, Sri juga menyoroti mengenai sertifikasi guru yang hanya menjadi ajang untuk memperoleh tunjangan besar. Karenanya dia mengimbau agar setiap guru berkomitmen untuk meningkatkan kualitasnya.
"Kalau saya lihat tunjangan guru, sertifikasi dulu saya senang ada. Tapi sekarang itu tidak mencerminkan apa-apa, cuma untuk dapat tunjangan. Maka kita harus berfikir keras mengenai kualitas guru ini," ujarnya menambahkan.
"Jadi saya ingin titipkan ke pengurus besar seluruh guru Republik Indonesia. Jadilah guru yang ikut menjaga ide Indonesia untuk tetap merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur." (mus)