Gunung Agung Diprediksi Akan Erupsi dengan Dentuman Lagi

Kebakaran hutan di Gunung Agung
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA – Gunung Agung di Bali kembali meletus pada Senin malam, 2 Juli 2018. Gunung itu juga menyemburkan lava pijar yang menyebar hingga radius dua kilometer.

Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut letusan itu adalah tipe strombolian yang menyemburkan lava pijar dari magma yang dangkal. Letusannya ibarat kumpulan air di dalam pipa yang muncrat keluar dengan tekanan cukup besar.

“Seperti kita meniupkan pipa ke atas, muncrat, terus sekarang lavanya sudah di atas. Jadi membawa pecahan lava pijar ikut terlontarkan," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar, kepada VIVA pada Senin malam.

Letusan ini memang berbeda dengan letusan yang sebelumnya yang cenderung hanya berisi gas, melainkan mengandung lava yang naik ke permukaan kawah.

Meski begitu, kata Rudy, letusan tidak melebihi radius dua kilometer. Lava yang disemburkan pun sudah padam dalam waktu kira-kira tujuh menit setelah letusan sehingga dipastikan tidak berbahaya dan masih sangat jauh dari permukiman penduduk.

Menurutnya, letusan dengan dentuman cukup keras Gunung Agung tampak dramatis karena terjadi saat malam. Lava pijar yang menyala terlihat membara. Namun sejauh ini semburannya tidak terlalu jauh sehingga tak akan sampai ke permukiman penduduk.

Badan Geologi memperkirakan letusan semacam itu akan terjadi lagi namun tak dapat dipastikan waktu tepatnya. Begitu juga belum dapat diprediksi aktivitas vulkaniknya berhenti kapan.

“Karena ada lava, yang kentalnya karena kadang-kadang menutup (kawah), dia mendobrak penutupnya. Kayak orang bersin. Nanti lagi, mengendap kalau ada pendinginan, tenaga berkurang, kumpul lagi, dia akan mendobrak lagi,” kata Rudy.

Mengenai perkiraan aktifnya Gunung Agung, dia menegaskan belum bisa memastikan. Sebab sulit untuk memperkirakan luas dan besaran tenaga di dalam gunung itu. “Kita enggak bisa hitung luas, dan berapa lagi tenaga yang bisa tersimpan, dan berapa lagi tenaga yang bisa terbentuk di dapur magmanya," ujarnya.