Mahasiswa Sebut Nama Menteri Peminta Rp45 M ke Tanribali
VIVA – Nama Menteri Pertanian, Amran Sulaiman diseret terlibat dalam dinamika Pilkada Sulawesi Selatan. Amran disebut meminta uang Rp45 miliar kepada salah satu calon wakil gubernur.
Hal tersebut diungkapkan sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Aliansi Pemerhati Demokrasi. Mereka menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Polda Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Selasa 26 Juni 2018.
Mereka merujuk pada beredarnya sebuah rekaman suara yang disebut-sebut sebagai calon Wakil Gubernur, Tanribali Lamo. Dalam rekaman suara berdurasi sekitar lima menit itu, Tanribali bercerita seputar praktik politik uang pada pencalonannya di Pilgub.
"Rekaman Tanribali itu jelas menyebut seorang menteri minta mahar Rp45 miliar. Adiknya menteri itu yang kini gantikan Tanribali sebagai kandidat wakil gubernur. Hal itu yang ingin kami cari tahu kebenarannya," ucap Amri sekali koordinator lapangan aliansi.
Amri menjelaskan, pihaknya meminta agar kepolisian segera mengusut isi dan kebenaran dari rekaman tersebut. Apalagi, isi rekaman tersebut menyebut nama Amran yang meminta uang Rp45 miliar kepada Tanribali agar tetap bisa mencalonkan sebagai wakil gubernur.
Diketahui, Tanribali Lamo saat ini, maju sebagai wakil gubernur berpasangan dengan Agus Arifin Nu'mang di Pilkada Sulsel.
Sebelum resmi berpaket dengan Agus, dia sering dikaitkan dengan sejumlah kandidat lain. Namun, upaya 'perkawinan' tersebut gagal, karena Tanribali tidak bisa memenuhi permintaan uang mahar.
Usai ‘diceraikan’ tiba-tiba oleh kandidat gubernur, Tanribali mengaku tak sengaja bertemu dengan seorang menteri. Menteri tersebut menawarkan jasa, agar bisa tetap mendapatkan rekomendasi partai. Syaratnya, dia harus menyetorkan mahar senilai Rp45 miliar.
"Saya dikasih Rp45 miliar, demi Allah. Apa saya jawab? Maaf pak menteri, saya tidak punya. Saya tidak punya pengusaha tambang, dan saya tidak mau pinjam," katanya
Juru bicara pasangan Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo, Andry Arief Bulu tak menampik soal kebenaran rekaman suara tersebut. Namun, dia mempertanyakan alasan rekaman beredar di tengah riuhnya suasana politik jelang pencoblosan Pilgub.
"Saya belum dapat konfirmasi langsung dari Pak TBL mengenai itu suara siapa. Tetapi, saya kira itu perbincangan biasa dan sepertinya mungkin tidak untuk di-share," kata Andry.
Menurut Andry, suara tersebut kemungkinan direkam oleh seseorang sejak lama. Namun, sengaja baru disebarluaskan sekarang.
"Mendengar ada tanggal yang disebut-sebut, artinya ini sudah lama. Sebelum berpasangan dengan Pak Agus. Jadi, ini ada pihak-pihak yang mencoba membuat air keruh, kemudian memancing di sana," dia melanjutkan.