Kesaksian Penumpang, Detik-Detik KM Sinar Bangun Tenggelam
- ANTARA/Irsan Mulyadi
VIVA – Tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin petang, 18 Juni 2018 menjadi sorotan. Lebih dari 150 yang diduga bagian penumpang belum ditemukan dan masih dilakukan pencarian.
Salah seorang penumpang yang selamat, Ernando Lingga menceritakan kronologi mencekam sebelum kapal nahas tersebut tenggelam. Dia menyebut awalnya saat kapal lepas dari dermaga, masih biasa alias normal. Namun, kekhawatiran terjadi ketika sudah jauh dari dermaga.
"Awal biasa saja, gelombang angin belum tinggi. Nah, dari pertengahan sekitar 100 kilo itu, gelombang membesar, angin kencang, kondisi penumpang panik termasuk saya dan teman-teman," kata Ernando dalam wawancara dengan tvOne, Kamis, 21 Juni 2018.
Ernando mengatakan saat itu diprediksi lebih dari 150 penumpang berada di KM Sinar Bangun. Hal ini belum termasuk kendaraan sepeda motor yang mencapai puluhan.
"Kalau kendaraan ada 80 lebih, penumpang sangat padat," ujar Ernando.
Menurut dia, kapal yang ditumpanginya memiliki tiga dek tingkat kapal. Ia dan tiga rekannya berada di tingkat pertama kapal.
"Saya tingkat pertama. Tingkat tiga itu banyak orang, banyak ada yang diri, ada yang duduk, di bangku juga," katanya.
Kemudian, ia menjelaskan kronologi kapal terbalik kemudian tenggelam. Kata dia, sebelum terbalik, kapal mengalami oleng beberapa menit.
"Sebelum terbalik kami terombang-ambing ke kanan kiri, oleng ke kanan. Terbalik dahulu ke kanan, kemudian tenggelam, ada sekitar lima menit lebih sebelum kapal tenggelam," sebutnya.
Saat kapal tenggelam, ratusan penumpang berteriak minta tolong dan masing-masing berusaha menyelamatkan diri. Hal ini dilakukan Ernando dan dua rekannya yang mencoba terus berenang dan mencari lokasi keramaian.
"Saya terus berenang pikiran saya saat itu. Cari lokasi ramai yang bisa menolong," tuturnya.
Baca: Polisi Tangkap Nakhoda Kapal Tenggelam di Danau Toba
Menurutnya, saat itu, tak ada persiapan dari awak kapal sebelum tenggelam. Dari pengakuannya, minimnya pelampung yang tak sebanding dengan jumlah penumpang. Kemudian, menurutnya awak kapal ketika itu hanya dua orang belum termasuk nakhoda.
"Nakhoda enggak memberitahukan. Tidak ada siaga itu. Sebagian lantai 1, banyak pelampung, itu enggak ada persiapan," tuturnya.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban KM Sinar Bangun yang masih belum ditemukan. Jumlah penumpang belum bisa dipastikan karena tak memiliki manifes sehingga sulit didata. Untuk sementara, diduga lebih dari 150 penumpang berada di kapal karam tersebut.