Sehari, Mentawai Digoyang Gempa Bumi Sembilan Kali
- VIVA.co.id/BMKG
VIVA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, sejak pukul 06.46 WIB hingga pukul 21.30 WIB, Rabu, 13 Juni 2018, Kabupaten Kepulauan Mentawai digoyang gempa bumi sebanyak sembilan kali dengan skala bervariasi.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak delapan kali dengan rincian pada pukul 06.46 WIB M=5,5, disusul pada pukul 09.07 WIB M=5,6, pukul 09.34 WIB, M=3,5, pukul 13.17 WIB M=3,4, pukul 13.59 WIB M=5,6, pukul 14.15 WIB M=4,1, pukul 15.30 WIB M=3,7, pukul 19.41 WIB M=4,2, dan pukul 21.23 WIB M=4,4.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pertama ini memiliki kekuatan M=5,9 yang kemudian analisis update BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan M=5,8.
Dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,0 LS dan 98,76 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 kilometer arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, pada kedalaman 13 kilometer.
Dikatakan Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
"Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault)," kata Rahmat Triyono, Rabu, 13 Juni 2018.
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan, lanjut Rahmat, menunjukkan bahwa guncangan dirasakan sebagian warga di daerah Tua Pejat, Mentawai II SIG- BMKG (III-IV MMI ) dan Padang I SIG-BMKG (II MMI).
"Walau demikian, hingga saat ini belum ada laporan tentang dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," tambah Rahmat.
Walau masih berpotensi gempa susulan, Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG, kata Rahmat, akan tetap memonitoring dan memperbarui info bagi masyarakat.