Tiga Rute Mudik Sumbar Ditandai Rawan Kecelakaan dan Longsor
- Antara/ Maril Gafur
VIVA – Kepolisian Daerah Sumatra Barat mengerahkan dua per tiga kekuatan pasukannya atau enam ribu personel untuk mengamankan arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri tahun 2018.
Seluruh personel yang dikerahkan akan mengawasi dan mengamankan sejumlah rute mudik dan titik yang rawan kecelakaan maupun bencana alam. Tujuannya agar selama arus mudik dan arus balik di seluruh wilayah Sumatra Barat lancar.
Kepala Polda Sumatra Barat, Inspektur Jenderal Polisi Fakhrizal, menyatakan telah menandai sedikitnya tiga jalur mudik yang rawan macet dan kecelakaan serta bencana alam longsor sehingga menjadi prioritas pengamanan.
Berdasarkan peta titik kemacetan dan rawan kecelakaan yang menjadi prioritas, antara lain jalur Padang-Bukittinggi dan Padang-Pesisir Selatan. Selain itu, rute Sitinjau Lauik juga menjadi perhatian karena selain rawan kecelakaan juga rawan longsor.
Dalam konferensi pers di Padang pada Selasa, 5 Juni 2018, Fakhrizal mengatakan bahwa titik-titik objek wisata juga akan diamankan. Sebab setiap libur Lebaran selalu dipadati pengunjung.
Dipasangi CCTV
Polda Sumatra Barat memasang 26 unit kamera pengawas atau CCTV di sejumlah titik yang selama ini ditandai rawan dengan kemacetan dan kecelakaan. Paling banyak dipasang di kota Padang yang mencapai 24 unit, sementara sisanya masing-masing satu unit dipasang di Koto Baru dan Pasaman.
CCTV yang dipasang dipantau langsung dari RTMC Ditlantas Polda Sumatra Barat dan dimonitor selama 24 jam. Semua informasi yang terpantau di RTMC itu akan dibagikan kepada masyarakat melalui media sosial tiap satu jam.
"Melalui CCTV ini, kami akan memastikan ruas-ruas jalan utama yang kami prioritaskan jalur Padang-Bukittinggi, beberapa yang menyebabkan kepadatan yang berlebihan kami coba upayakan minimalisir atau urai supaya waktu tempuh yang tahun lalu tujuh jam, tahun ini bisa berkurang lima hingga enam jam," kata Direktur Lalu Lintas Polda Sumatra Barat, Komisaris Besar Polisi Singgamata.
Rute di Koto Baru yang menghubungkan Padang dengan Bukittinggi, terutama di Pasar Koto Baru, adalah prioritas karena kawasan itu sering macet parah tiap liburan. Polda menawarkan dua solusi, yakni permanen dan sementara. Solusi permanen adalah pelebaran jalan.
Solusi pelebaran jalan itu, kata Singgamata, sudah disetujui oleh Gubernur dan segera dilakukan pelebaran serta renovasi pasar. Sementara solusi sementara, yakni penataan parkir dan larangan parkir di beberapa ruas di kiri dan kanan jalan dengan menyiapkan lahan parkir menggunakan lahan kosong. (ren)