Pabrik PT RUM Keluarkan Bau Busuk, Banyak Anak Terkapar
- VIVA.co.id / Irwandi Arsyad
VIVA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan ada ratusan anak di lima desa Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, terkena dampak pencemaran oleh PT Rayon Utama Makmur atau RUM yang memproduksi serat sintetis. Hal ini disampaikan di kantor KPAI Pusat, Jakarta pada Senin 28 Mei 2018.
“Ratusan anak terkena dampak pabrik. KPAI menerima pengaduan dari sejumlah warga yang menerima dampak sejak Oktober lalu hingga awal Januari,” kata Anggota KPAI Retno Listyarti.
Ada sekitar lima desa yang terkena dampat pencemaran PT RUM yang pabriknya berada di tengah-tengah pemukiman warga, yaitu Desa Kedungwinong, Desa Plesan, Desa Gupit, Desa Celep dan Desa Pengkol yang terkena dampak pencemaran udara serta bau yang sangat menyengat.
“Baunya seperti septictank dan telur busuk,” kata Retno.
Masalahnya, desa-desa tersebut memilki sekolah dasar sehingga selama pencemaran berlangsung berdampak pada aktivitas belajar dan tumbuh kembang anak.
KPAI menyayangkan hal itu juga berdampak buruk pada kesehatan anak. Selama pabrik itu beroprasi anak-anak dari lima desa terpaksa menggunakan masker setiap harinya, terutama saat ke sekolah.
“Anak-anak sering merasakan sakit, mual, pusing dan muntah-muntah sehingga sering memeriksakan kesehatan ke Puskesmas,” katanya.
Hal ini diketahui setelah KPAI melakukan pengawasan ke lokasi dan bertemu anak-anak secara langsung. KPAI ingin Bupati, dan SKPD terkait seperti Dinas Lingkunagan Hidup, Dinas Pendidikan, Dinas PP dan PA serta Kepolisian setempat bisa bersinergi.
Anggota KPAI Jasra Putra juga mengatakan dengan latar belakang Survey riset pusat studi lingkungan hidup Universitas Muhamadiayah Surakarta ada enam temuan pada bulan Febuari lalu. Banyak masyarakat yang keberatan dengan adanya PT RUM.
Dalam enam temuan survey tersebut, 73 persen masyarakat tidak setuju terhadap keberadaan PT RUM. 80 persen masyarakat menganggap tidak ada sosialisasi terkait perizinan pabrik tersebut. Dan 80 persen tidak ada pelibatan masyarakat terhadap penyusunan amdal dari masyarakat desa.
“Hampir seluruh responden mengatakan pencemaran yang terjadi di daerah enam desa cukup parah menurut mereka dan dampak yang dirasakan masyarakat adalah dampak yang terkait kesehatan,” katanya.