Bogor Tetapkan Status KLB Keracunan Makanan Tutut
- VIVA.co.id/Muhammad AR
VIVA – Korban keracunan massal akibat mengkonsumsi tutut terus bertambah. Jumlah korban hingga malam ini tercatat sudah mencapai 85 orang. Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebut insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa.
Salah seorang keluarga korban yang ditemui VIVA, Dewi (32) menuturkan, anak dan orang tuannya ikut menjadi korban keracunan. Saat ini, keduanya tengah menjalani perawatan di Puskesmas Bogor Utara.
"Hari Rabu itu pas buka puasa makan tutut. Tapi suami saya enggak rasakan apa-apa," kata Dewi, Sabtu, 26 Mei 2018.
Kepala Puskesmas Bogor Utara, Dr Oki Kurniawan menyebut korban terakhir hingga siang tadi mencapai 85 orang dengan perawatan di sejumlah puskesmas dan rumah sakit.
"Terakhir ada tambahan yang baru masuk tiga. Tadi ada yang masuk enam tersebar ada di beberapa rumah sakit. Yang terakhir kami tidak menyebarkan ke rumah sakit namun menangani di rawat inap puskesmas lain yang ada di Kota Bogor," kata Oki kepada VIVA.
Puskesmas Bogor Utara sempat menangani 18 pasien terakhir. Namun, karena kapasitas hanya 14 tempat tidur, empat korban lainnya dirujuk ke puskesmas lain. Hasil pemeriksaan sementara warga mayoritas merasakan gejala muntah, pusing, dan muntaber. Gejala diakibatkan adanya dugaan bakteri Ecoli.
"Akibat adannya bakteri. Karena ada masa inkubasi lebih dari 24 jam dari mulai mereka memakan dan inputnya di hari Rabu malam. Atau malam kamis. Kemungkinan Ecoli atau ada yang lebih jahat dari Ecoli," jelas Oki.
Kepala Dinas Kesehatan Bogor, Rubeah menyebut karena Kejadian Luar Biasa (KLB), upaya penyisiran warga pum dilakukan termasuk pengambilan sampel air dan tutut. "Kami akan uji lab dan tim kami sudah ke lapangan," kata Rubeah.