Jokowi Minta Penindakan dan Pencegahan Terorisme Seimbang

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf

VIVA – Presiden Joko Widodo melihat ideologi terorisme mulai masuk ke lembaga pendidikan. Paham radikal itu masuk ke semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi.

Presiden juga meminta mimbar umum harus bersih dari ideologi terorisme. Menurutnya, selama ini pendekatan hard power tidak cukup mencegah aksi-aksi terorisme, namun harus juga melalui pendekatan soft power.

"Bukan hanya dengan memperkuat program deradikalisasi kepada mantan napi teroris tapi juga bersihkan lembaga mulai dari TK, SD, SMP SMA, perguruan tinggi, ruang-ruang publik, mimbar-mimbar umum, dari ajaran ideologi terorisme," kata Jokowi dalam pembukaan rapat kabinet terbatas mengenai 'Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme' di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 22 Mei 2018.

Itu diminta Presiden, sebagai langkah preventif. Presiden Jokowi mengingatkan kembali, peristiwa bom di gereja di Surabaya pada 13 Mei 2018 yang melibatkan anak-anak. Begitu juga pada malam harinya di Sidoarjo, melibatkan anak di bawah umur.

"Ini menjadi peringatan pada kita semua menjadi wake up call betapa keluarga jadi target indoktrinasi terorisme," katanya.

Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, perlu dipadukan pencegahan terorisme dengan menggunakan cara hard power dan soft power. Agar, bisa jauh lebih efektif ke depannya.

"Sekali lagi saya ingatkan, ideologi telah masuk ke keluarga kita, sekolah kita, untuk itu saya minta pendekatan hard power dan soft power dipadukan, diseimbangkan," kata Jokowi.