Densus Intensif Tangkap Terduga Teroris Sumut, Polda Bungkam
- ANTARA FOTO/Didik Suhartono
VIVA – Densus 88 Antiteror sibuk menangkap terduga teroris di sejumlah tempat di Sumatera Utara. Namun Polda Sumut masih bungkam terkait jumlah penangkapan para terduga teroris itu.
Operasi penangkapan terduga teroris tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Tatan Dirsan Atmaja. Sayangnya, juru bicara Polda Sumut enggan membeberkan data penangkapan.
“Untuk jumlahnya kita belum bisa pastikan memang ada yang dilakukan tindakan tegas. Namun data resminya kita tidak ada,” ungkap Tatan kepada wartawan di Medan, Sumatera Utara, Rabu 16 Mei 2018.
Pada hari yang sama, saat sejumlah wartawan meminta keterangan atas penangkapan yang dilakukan Densus 88 kepada Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw saat meninjau harga pangan di pasar tradisional, dia juga memilih tutup mulut.
“Yang lain, tidak usah ya,” ucap Paulus kepada wartawan.
Berdasarkan informasi diperoleh VIVA, Densus melakukan penangkapan di Kota Tanjungbalai, Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Dua di antaranya dikabarkan ditembak mati. Kemudian ada 5 orang diamankan yang salah satunya seorang wanita.
Untuk di Medan dan Deli Serdang juga diinformasikan terjadi sejumlah penangkapan. Di Simpang Jalan Sikambing, Petisah, Medan, tim Densus 88 mengamankan seorang pengemudi ojek online MYT (28) yang merupakan warga Jalan Pukat I Gang Sekolah, Medan.
Selanjutnya juga dilaporkan ada penangkapan terhadap SL (38) yang merupakan pedagang susu kedelai keliling. Dia diamankan saat mengendarai sepeda motor saat keluar dari Masjid Ulayat lahan Garapan Desa Sampali, Percut Sei Tuan. Rumahnya di Jalan Semenanjung II Lahan Garapan Pasar IV Desa Sampali juga digeledah.
Kemudian penggeledahan berlanjut ke rumah MYR. Penangkapan sekaligus penggeledahan ini diakui ZR (53) yaitu ayah dari MYR. “Mereka ucapkan salam, minta izin untuk memeriksa rumah. Mereka datang bersama anak saya,” kata ZR.
Namun ZR tidak percaya putranya terlibat dalam jaringan teroris. Dia menjelaskan putranya merupakan anak yang baik yang bekerja sebagai driver ojek online.
Sementara ibu MYR, Zah, mengatakan putranya itu memang mengikuti salah satu pengajian sekitar 15 hari terakhir. Namun dia mengaku tidak tahu lokasi pengajiannya.
"Dia selalu bilang, ‘Mak salat, nanti kalau enggak salat besar dosanya’. Meninggalkan kewajiban besar dosanya," kata Zah.
Perempuan ini juga menceritakan putranya berencana menikah usai Lebaran. “Calonnya orang Padang Sidempuan,” kata dia. (ren)