Santri Marah Digeledah, Ponpes: Tak Perlu Dibesar-besarkan
- Instagram M.Furqon
VIVA – Pemimpin pondok pesantren Al Hidayah Prapak Temanggung, Jawa Tengah, mengklarifikasi terkait video santrinya yang digeledah polisi dan sempat viral di media sosial. Lokasi rekaman video tersebut terjadi kawasan Simpang Lima Semarang.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Prapak Temanggung, Muhammad Furqon mengklarifikasi kejadian itu melalui akun Instagram @em.furqon1. Ia membenarkan bahwa santri berbaju koko dan bersarung itu adalah santrinya. Santri yang sempat digeledah tas dan kardusnya itu bernama Zaqi Saputra.
"Dia Adalah Zaqi Saputra santri PP Al-Hidayah asal dari Tebing Tinggi Sumatra Selatan, " kata Furqon dalam rilis yang diterima VIVA, Rabu, 16 Mei 2018.
Menurut Furqon, Zaqi Saputra dikenal sebagai santri yang rajin dan mandiri. Ia bercerita bahwa Zaqi memang telah pamit dari pondok untuk pulang ke keluarganya. Ia pamit dari pondok dengan maksud mengunjungi ibu tirinya di Kalimantan Tengah.
Ketika perjalanan pulang, Zaqi lalu berhenti di Semarang untuk menjalankan salat Isya di Masjid Baiturahman Semarang. Zaqi lalu mencari makan di angkringan terdekat. Namun saat keluar dari angkringan, ternyata ada razia dari kepolisian terkait teroris yang memang sedang menjadi ancaman di berbagai daerah. Maka terjadilah peristiwa penggeledahan oleh polisi.
"Kami sangat mafhum dan memaklumi ketika anak itu digeledah karena yang dia tenteng adalah kardus dan tas ransel yang semua adalah berisi bekal dan pakaian," ujarnya.
Dalam video yang beredar, Zaqi memang tampak marah-marah sambil membongkar kardus dan ransel bawaannya atas perintah polisi karena di dalamnya memang tak ada barang mencurigakan.
Furqon menyatakan, usai kejadian itu baik polisi dan santri telah saling memaafkan. Bahkan mereka sempat saling berangkulan dan foto bersama.
"Setelah kejadian itu Zaqi dan pihak polisi sudah saling memaafkan dan berangkulan. Bahkan Zaqi difasilitasi sedikit ongkos buat bekal dia di perjalanan," lanjut Furqon.
Pihak pesantren justru mengapresiasi tugas polisi. Furqon pula menegaskan bahwa santrinya sangat cinta NKRI dan dengan bekal pendidikan agama yang baik untuk terus menjaga keutuhan keharmonisan negeri ini.
"Kami berharap kesalahpahaman ini tidak perlu dibesar-besarkan karena yang kami takutkan ‘gorengan’ dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini, " tuturnya.
Polri juga diketahui telah mengklarifikasi terkait beredarnya video penggeledahan santri di Semarang tersebut. Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Jenderal Polisi Setyo Wasisto bahkan telah memohon maaf atas hal tersebut. Menurutnya tindakan polisi merupakan bagian dari tugas keamanan yang wajib dilakukan usai serangkaian aksi terror yang menyasar polisi di Surabaya dan daerah lainnya. (ase)