Pemerintah Bantah Kecolongan atas Serangkaian Teror Bom

Lokasi ledakan bom di Rusunawa, Sidoarjo, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa pemerintah telah mengawasi setiap warga negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari Suriah. Menurutnya, sekitar 500 WNI yang pulang dari Suriah secara bertahap memang dipantau.

"Sudah, datanya lengkap," kata Tjahjo di Jakarta, Senin 14 Mei 2018.

Tjahjo menjelaskan bahwa mereka yang pulang di Suriah dididik dahulu di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Setelah itu, dikembalikan ke daerah masing-masing. 

"Nama, alamat, tempat tinggal di daerah itu kami sampaikan ke daerah lewat Kesbangpol," ungkapnya.

Tjahjo menolak bila Badan Intelijen Negara (BIN), BNPT, dan Polri kecolongan dengan terjadinya serangan aksi kelompok teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, bom tiga gereja di Surabaya, dan serangan ke Mapolresta Surabaya.

"Enggak (kecolongan). Sekarang negara yang paling hebat Amerika saja, WTC bisa kecolongan. Prancis juga intelijennya hebat. Kemarin ada bom. Ini kan di benak, otak, siapa yang mengira satu keluarga kan enggak masuk akal," paparnya.

Namun, menurutnya, sikap Presiden Joko Widodo sangat tegas dan jelas dalam instruksi melawan semua kelompok teroris. Tjahjo percaya Polri dapat memberantas dan menggulung semua kelompok teroris yang ada.  

"Intinya ketegasan Bapak Presiden tadi dengan cara ya benar harus dilawan tegas. Kita percayakan kepada kepolisian. Saya yakin Pak Tito (Kapolri Jenderal Tito Karnavian) pakarnya. Paham betul mulai pengalaman beliau di Densus, pemetaannya, jaringan nasional internasional itu Pak Tito sangat paham,” ujarnya.

“Pak Suhardi (Komjen Suhardi Alius) dari BNPT juga menguasai masalah itu. Ini didukung oleh BIN, TNI oleh Bais dan sebagainya," papar Tjahjo.