Harap Cemas Aan soal Nasib Istrinya, Ternyata Tewas

Rumah Legita atau Lim Gwat Ni, korban bom bunuh diri di Surabaya, di Perumahan Poris Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, pada Senin, 14 Mei 2018.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Legita atau Lim Gwat Ni (56), satu dari 14 korban tewas akibat ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur, diketahui asal Kota Tangerang, Banten.

Rumah korban di Blok C Nomor 267, Perumahan Poris Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, pada Senin, 14 Mei 2018, mulai ramai dikunjungi para kerabat dan keluarga. Kunjungan terus berdatangan dari para biarawati ataupun aparat TNI dan Polri.

Suami korban, Aan Teja mengakui, bahwa istrinya adalah satu dari korban saat berada di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya. Saat itu, sang istri yang tengah di Surabaya berangkat ke gereja tersebut untuk beribadah.

"Istri di Surabaya ini ikut pameran batik. Pas itu kan mau ibadah ternyata ada kejadian ini," kata Aan.

Dia sempat panik saat mengetahui kabar ledakan bom di tiga gereja itu. Kekhawatirannya timbul saat mendapatkan informasi bahwa sang istri beribadah di salah satu gereja di sana.

"Pertama saya enggak tahu, dapat info dari teman dia yang juga ikut pameran, baru saya panik. Saya telepon enggak bisa dan saya langsung nyalain televisi dan pantau media online," katanya.

Setelah tak juga mendapatkan informasi yang memadai tentang nasib sang istri, dua dari tiga anak korban berangkat menuju Rumah Sakit Bhayangkara di Surabaya. "Baru dapat info tadi siang ini kalau istri saya jadi korban. Saya belum tahu gimana kondisi jasadnya, karena masih diurus," ujarnya.

Tiga gereja yang menjadi sasaran teroris pada Minggu pagi, antara lain Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. (mus)