Cerita Jokowi Usai Lihat Mayat Anak Kecil Pengebom Gereja
- Dok. Setkab
VIVA – Presiden Joko Widodo bercerita tentang pengalamannya melihat langsung mayat dua anak perempuan berinisial F (12), dan P (9), yang diduga merupakan pelaku bom bunuh diri di Gereja GKI Diponegoro, Surabaya bersama ibunya, PK.
Jokowi terbang langsung ke Surabaya, usai serangan terjadi Minggu kemarin, 13 Mei 2018.
"Saya lihat sendiri secara langsung, bagaimana teroris membawa dua anak kecil yang umurnya sembilan tahun dan 12 tahun," ujar Jokowi kepada para mubalig di Halaqah Nasional Hubbul Wathon, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin 14 Mei 2018.
Menurut Jokowi, sisa-sisa perangkat bom masih terlihat melingkar dalam bentuk sabuk di pinggang mayat-mayat.
Keterangan polisi sendiri menyebutkan bahwa ibu dan kedua anaknya itu sebelumnya diturunkan DP, ayahnya, yang juga melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Arjuna.
"Mayatnya saya masih lihat, bomnya ditaruh di bom sabuk. Anaknya diberi, ibunya juga diberi," ujar Jokowi.
Sementara itu, Jokowi menyampaikan, dalam peristiwa terakhir berupa pengeboman bunuh diri juga di Mapolresta Surabaya pagi tadi, pelaku juga diketahui membawa anak kecil. Mantan Gubernur DKI ini menyampaikan bahwa tindakan para teroris melibatkan anak-anak dalam aksinya, merupakan suatu hal yang tercela.
"Betapa tidak bermartabatnya aksi teror tersebut," ujar Jokowi.
Jokowi meminta para mubalig untuk senantiasa mengingatkan umat bahwa tindak kekerasan merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran umat Islam. Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan bahwa sikap yang benar adalah lemah lembut, sopan santun, menghargai orang, tawadhu, dan rendah hati.
"Agama kita Islam, tidak mengajarkan seperti itu, tidak mengajarkan sesuatu dengan kekerasan, tidak ada," ujar Jokowi.