Semua Bom di Surabaya Sangat Dikenal Kelompok ISIS Suriah

Akses jalan menuju Mapolrestabes Surabaya di Jalan Sikatan ditutup.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Seluruh teror bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, dalam dua hari terakhir ini dipastikan dilakukan oleh sel yang sama dalam jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD sel Surabaya pimpinan Dita Oepriarto.

Menurut Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, kepastian bahwa para pelaku merupakan jaringan yang sama, diketahui dari jenis bom yag mereka pakai untuk melakukan aksi teror.

"Kita melihat bom yang dipakai bermacam-macam. Meski menggunakan bom pipa, meski ada yang ditumpuk, ditambah, ada yang menggunakan bensin seperti yang di gereja. Serangan kelompok ini tidak terkait dengan masalah keagamaan. Namun, pemikiran yang menyalahgunakan agama," kata Kapolri, saat memberi keterangan di Polda Jawa Timur, Senin 14 Mei 2018.

Ditegaskan Kapolri, serangan teror bom ini tidak terkait dengan agama apapun. Sementara itu, bahan peledak yang digunakan kelompok JAD Surabaya, sama dan seperti yang sangat dikenal dari kelompok ISIS di Suriah.

"Gampang didapat, dengan bahan yang gampang diperolah dan diramu. Bentuknya, bisa menjadi high expose jumlahnya tidak terlalu besar, tapi karena perubahan dari gas dengan kontainer yang tertutup itu bisa menyebabkan ledakan," katanya.

Menurut Kapolri, identifikasi terhadap pelakunya sudah dilakukan. Termasuk, ledakan di lantai lima rusunawa di Sidoarjo. Dengan jenis bom yang sama dan meledak, karena kecelakaan sendiri.

Dari bom pipa yang tidak meledak, polisi memastikan bahwa jenis bom yang dirakit oleh pelaku Anton sama dengan yang digunakan oleh pelaku Dita.

"Pelaku Anton itu teman dekat Dita, pelaku bunuh diri di Arjuna. Mereka aktif berhubungan dan pernah juga berkunjung ke Lapas Tulungagung tahun 2016. Rusunawa ada tiga orang meninggal dunia. Anton, istri, dan anaknya. Anaknya lagi ada tiga masih selamat dan terluka di RS Bhayangkara," katanya.

Dari rusunawa yang ditempati Anton, polisi menemukan sejumlah bom pipa yang mirip dengan bom yang ada di sejumlah TKP gereja. Di situ, juga ada bom pipa yang tidak meledak. Jadi, tidak semua bom yang dirakit pelaku meledak.