Tareqat Jadi Cara Sadarkan Napi Teroris, NU Perlu Terlibat
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar meminta ada evaluasi menyeluruh soal penanganan tahanan dan narapidana kasus terorisme. Pria yang kerap disapa Cak Imin mengaku tahu konsep efektif untuk menangani para tahanan terorisme yakni dengan menggunakan pendekatan keagamaan.
"Saya punya konsep, seluruh tahanan terorisme dimasukkan ke tareqat. Itu jalan sufi menuju kedekatan Allah," kata Cak Imin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 11 Mei 2018.
Menurut Cak Imin, Nahdlatul Ulama atau NU misalnya bisa menangani narapidana terorisme dengan tirakat. Hal itu dinilai lebih baik untuk mencegah mereka kembali menjadi radikal lagi.
"Di bawah naungan Habib Lutfi misalnya atau KH Said Aqil baru NU bisa tangani. Di-baiat dilakukan wirid oleh hati dan olah fisik istilahnya tirakat. Tirakat itu mematikan fisik, tidak makan dan minum di jam tertentu. Hanya itu, tapi kenapa itu enggak dipakai," ujar Cak Imin.
Cak Imin mengimbau Kementerian Hukum dan HAM melakukan kesepakatan dengan NU untuk menangani napi khusus terorisme dengan penanganan tareqat itu.
"Itu ke luar dari Nusakambangan jadi Kyai NU," kata dia.
Menurut dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah pernah merangkul NU. Namun kerja sama itu menurutnya cenderung pada konsep pencegahan.
"BNPT merangkul tapi lebih banyak pencegahan. NU hanya diajak pencegahan dan penyadaran tapi tidak masif dan sistematis. Kalau yang sudah menjadi teroris belum pernah. Berarti penanganan selama ini penanganan tahanan biasa," kata dia lagi.