Kerusuhan Mako Brimob Diduga Akibat Kelebihan Kapasitas

Moeldoko di Gedung Bina Graha.
Sumber :
  • VIVA/Fajar GM

VIVA –  Kondisi kelebihan kapasitas dicurigai sebagai salah satu sebab kerusuhan yang terjadi di Rutan Negara Cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menyampaikan bahwa evaluasi akan dilakukan terhadap kondisi rutan, serta lapas-lapas lain di seluruh Indonesia untuk mencegah peristiwa serupa terjadi.

"Situasinya (di Rutan Mako Brimob), bisa digambarkan bahwa tempatnya sangat crowded dan kurang memungkinkan (untuk membina tahanan). Ini pasti nanti akan menjadi kebijakan negara untuk memikirkan segera segala sesuatu (terkait sebab kerusuhan)," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11 Mei 2018.

Selain itu, menurut Moeldoko, instansi-instansi terkait, yaitu Kemenkum HAM, serta Polri juga melakukan evaluasi internal atas insiden yang menewaskan lima anggota polisi itu.

"Pasti ada evaluasi menyeluruh ya, karena peristiwa ini juga bagian dari hal yang perlu dievaluasi, apakah terkait kejadiannya, situasinya, dan seterusnya," ujar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI ini menyampaikan, Polri dan Kemenkum HAM saat ini masih melakukan koordinasi untuk melakukan penanganan khusus terhadap 145 napi teroris yang dipindahkan ke Nusakambangan. Koordinasi itu dilakukan supaya peristiwa kerusuhan yang dipicu mereka tidak malah berulang di sana.

"Kemenkum HAM akan memikirkan aspek-aspek itu, berkoordinasi dengan kepolisian bagaimana cara penanganan secara teknis, dari sisi keamanan," ujar Moeldoko.

Sementara, menurut Moeldoko, santunan juga bisa dipastikan akan diberikan pemerintah kepada keluarga dari para anggota kepolisian yang gugur. Mereka sendiri sebelumnya telah mendapat kenaikan pangkat luar biasa karena gugur dalam insiden ini.

"Saya juga ingin menyampaikan ucapan bela sungkawa dan duka cita yang mendalam kepada teman-teman pejuang kita, semoga diterima oleh Allah SWT," ujar Moeldoko.